Page 10 - PEMBINAAN ASPIRAN
P. 10

Formator Nasional



                                         3.  POKOK-POKOK HIDUP KATOLIK
                                                      SYAHADAT (1)

               1.  PENDAHULUAN
                   Ciri khas agama Kristen, khususnya agama Katolik adalah Yesus sendiri. Dialah pusat dan
                   pedoman agama ini. Karenanya acap kali muncul pertanyaan yang penting, yakni: Siapa Dia
                   dan  apa  yang  dikehendaki-Nya?  Agama  kristen  menjadi  lain,  apabila  dijawab  degan
                   sembarangan jawaban. Namun yang pasti bahwa tatkala ia masih ada di panggung sejarah.,
                   Yesus bukanlah seorang Imam, Dia seorang “awam” yang adalah seorang pemimpin sebuah
                   gerakan awam, dan sudah pasti ia dicurigai oleh para Imam. Pengikut-pengikut-Nya orang
                   sederhana dan rakyat jelata. Ke empat Injil menuliskan seluruh karya-Nya, dan ternyata Yesus
                   adalah:
                          Orang yang sangat berani, tidak hanya sekedar ucapan,”Celakalah kamu, hai ahli-ahli
                          Taurat dan orang-orang Farisi,  hai  kamu orang-orang  munafik dst.  (Mat. 23:13),
                          tetapi juga dalam perbuatan, Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah ia mengusir
                          orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. (Mrk. 11:15b). Di sini tampak
                          Yesus berani membuka kedok para pemimpin yang tidak jujur, demikian pula sesuatu
                          yang tidak pada tempatnya.
                          Seorang dengan kewibawaan yang luar biasa mampu mengusik Kitab Suci dan adat
                          istiadat  para  leluhur-Nya  yang  telah  berlangsung  ratusan  tahun,  Kamu  telah
                          mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan... dst, Tetapi Aku
                          berkata kepada-Mu: ... dst. (Mat. 5:21-44)
                          Seorang  yang  sangat  beriman,  situasi  keagamaan  saat  itu  tidak  dapat  diikuti  oleh
                          seluruh lapisan masyarakat dan Yesus mampu menunjukkan gambaran Allah yang
                          sebenarnya, yang dipandang unik bagi masyarakat waktu itu, bagi-Nya Allah begitu
                          dengan dengan kita, bahkan ada di  tengah-tengah kita dan disapa dengan “Abba”,
                          dalam bahasa Indonesia adalah Bapa. Kesemuanya itu sangat sulit untuk diterima para
                          cerdik  pandai:  Aku  bersyukur  kepada-Mu,  Bapa,  Tuhan  langit  dan  bumi,  karena
                          semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
                          nyatakan kepada orang kecil...dst. (Mat. 11:11-27)
                          Seorang yang bebas bergaul dengan siapa saja, Ia tidak takut dengan pelacur (Luk.
                          7:38) Ia mau makan bersama dengan Zakeus seorang penagih pajak, sehingga dijuluki
                          “pemabuk dan pelahap” (Luk. 3:34)

               2.  PEWARTAAN YESUS
                   Agama bangsa Yahudi sangat mengharapkan adanya “pengampunan” atas dosa-dosa yang
                   telah mereka lakukan. Menurut ajara, mereka yang telah bertobat yang menebusnya dengan
                   bermati raga, dengan korban dan kaul, dengan hidup yang benar di mata para imam, akan
                   memperoleh pengampunan. Yang berdosa dihukum dan yang hidup benar akan di mata imam
                   akan memperoleh pengampunan, itulah hukum keadilan.

                   Berbeda  dengan  Yesus,  bagi-Nya  yang  berlaku  adalah  hukum  kasih.  Bukan  tobat  dan
                   perbuatan dahulu, baru kasih Allah, melainkan sebaliknya, kasih Allah dahulu baru tobat dan
                   tindakan yang sesuai. Perhatikan tindakan-Nya selama Ia masih dipanggung sejarah.

                   Ia mengampuni para pendosa, bukan bekas pendosa, pengkhianat, penipu, penzinah diampuni
                   tanpa syarat.
                          Seorang kakak  yang tekun bekerja, mengikuti  seluruh perintah  ayahnya sementara
                          adiknya hidup berfoya-foya menghabiskan harta orang tuanya dengan para pelacur
                          diampuni dosa-dosanya. (Luk. 15:11-32)
                          Mereka yang bekerja membanting tulang seharian di bawah terik matahari dibayar
                          sama dengan mereka yang bekerja hanya beberapa saat saja. (Mat. 20:1-16)



                                                             9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15