Page 155 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 155
Jika kayu tidak mencukupi, Takdir Ali Mappisangka bersama
Arsyad Abdullah dengan menggunakan mobil tua ke Ladongi
mengambil kayu dan papan untuk penyelesaian sekretariat HMI.
Durasi waktu untuk menyelesaikan sekretariat kurang lebih 1 (satu)
bulan. Setelah selesai, penghuni awal yang tidur di sekretariat
adalah Arsyad Abdullah, Andi Ahmad, dan Ansar Jakile.
Sekretariat yang terbuat dari papan tersebut digunakan
dalam rentang waktu 7-8 tahun. Seiring dengan keinginan untuk
menempati sekretariat yang lebih luas lagi guna meningkatkan
aksesibilitas bagi anggota, memperluas jangkauan organisasi dan
menopang kerja organisasi, maka sejak Albar Made Ali sebagai
ketum HMI cabang sudah membentuk ketua panitia pembangunan
sekretariat HMI. Peletakan batu pertama menandai pembangunan
yakni saat Haskar Hafid selaku ketum HMI cabang Kendari dan
Sudarsono sebagai sekretaris umum. Ketua panitia pembangunan
yakni Ridwan Zakariah (saat itu ketua Bappeda Provinsi Sulawesi
Tenggara). Saat itu Gubernur Sulawesi Tenggara, La Ode Kaimuddin
yang sudah menjalani periode II.
Sudarsono sebagai sekretaris umum berkeliling
mengunjungi alumni untuk mengumpul uang. Keputusan yang
dilahirkan yakni alumni mengumpul uang sebesar Rp. 1.200.000 per
tahun. Ada keringanan bahwa besaran itu dapat dicicil per bulan
yakni Rp.100.000 per bulan. Uang yang terkumpul diserahkan
kepada Ridwan Zakariah. Hanya saja ihtiar di atas tidak maksimal
karena uang yang terkumpul tidak memadai untuk penyelesaian
pembangunan sekretariat.
Mastri Susilo menjadi ketum menggantikan Haskar Hafid
yang sudah habis periode kepengurusan. Saat awal menjadi ketum,
rupanya Mastri mengamati bahwa sumbangan dari alumni belum
maksimal sehingga pembangunan sekretariat belum lancar. Tidak
puas atas situasi di atas, Mastri Susilo sebagai ketum meminta waktu
kepada ajudan gubernur untuk bertemu La Ode Kaimuddin.
136

