Page 156 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 156
Ada perubahan periode selanjutnya, pada saat Mastri Susilo
menjadi ketua Cabang, posisi pembangunan sekretariat itu sudah
naik Pilar, waktu menjabat sekum masih fondasi. Suatu hari Ketua
Cabang silahturahmi HMI ke Bang Ahmad Al Jufri diskusi bahwa
pembangunan sekretariat itu akan lama, jika seperti ini terus, dan
beliau menyampaikan suatu solusi, sebaiknya ini di serahkan pada
seseorang, nanti pak Gubernur yang alokasikan proyek.
Besoknya sebagai Mastri Susilo berama Titi Lisnani ingin
menghadap La Ode Kaimuddin sebagai gubernur. Keduanya
bertemu dengan Asisten Sekda, Laode Saleh, beliau adik dari dr.
Baharudin mantan Bupati Muna. Saat bertemu dengan La Ode Saleh
langsung mengantar keduanya menghadap ke La Ode Kaimuddin.
Dalam pertemuan itu, Mastri mengingatkan janji La ode Kaimuddin
bahwa akan meresmikan gedung sekretariat HMI.
Mastri melaporkan jika metode seperti sekarang, tidak bisa
menjamin bahwa akhir jabatan sebagai gubernur, sekretariat tidak
akan rampung. Pada pertemuan tersebut, Mastri mengemukakan:
“Jangan sampai Abang di akhirat nanti akan di tagih oleh anak-anak
HMI”. .”Hanya kalau seperti ini, abang tidak bisa memenuhi janjinya”,
ujar Mastri. Saat itu juga dilaporkan bahwa panitia sudah berutang
ke Ahmad Al Jufri sebesar 70 juta. Melalui gayanya yang khas, La
Ode Kaimuddin duduk menyamping dan tidak menatap wajah
Mastri. Setelah itu, ia memerintahkan ajudan untuk memanggil La
Ode Muhammad Saleh. Saat tiba, La Ode Kaimuddin berujar, “ini
anak-anak HMI datang melapor tentang kemajuan pembangunan
sekretariat”. Selanjutnya, La Ode Muhammad Saleh menyarankan
untuk memanggil Ahmad Al Jufri.
Di ruang kerja Gubernur, bertemu La Ode Kaimuddin, Mastri
Susilo, La Ode Muhammad Saleh, dan Ahmad Al Jufri. Setelah
pertemuan berlangsung, maka pertemuan selanjutnya dilanjutkan
di sekretariat HMI Cabang Kendari. Yang ikut dalam pertemuan
yakni La Ode Muhammad Saleh, Mahmud Hamundu (Rektor
137

