Page 28 - Kolaborasi dengan OKI, Badan POM Dukung Pengembangan Obat dan Vaksin COVID-19 di Negara-Negara OKI_Neat
P. 28
Judul : BPOM Sebut Perlu Kolaborasi Kembangkan Vaksin COVID-
19 di Negara Anggota OKI
Nama Media : liputan6.com
Tanggal : 3 September 2020
Halaman/URL : https://www.liputan6.com/health/read/4349033/bpom-sebut-perlu-
kolaborasi-kembangkan-vaksin-covid-19-di-negara-anggota-oki
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) menyebut perlu ada kolaborasi
pengembangan vaksin COVID-19 di
negara-negara anggota Organisasi
Kerjasama Islam (OKI). Kolaborasi
diharapkan untuk mempercepat
pemenuhan ketersediaan vaksin COVID-
19.
Isu kemandirian dan akses terhadap obat dan vaksin saat ini sangat penting. Apalagi
di tengah masa pandemi COVID-19 yang telah memengaruhi status kesehatan di
114 negara di seluruh dunia.
Tidak terkecuali negara anggota OKI, dengan jumlah kasus terinfeksi COVID-
19 mencapai lebih dari 12.964.809 dan kematian 570.288 orang meninggal dunia.
“Sejalan dengan perkembangan pandemi COVID-19, BPOM memandang perlu
adanya koordinasi dan kolaborasi antara regulator (National Medicines Regulatory
Authorities/NMRAs) dan industri farmasi negara anggota OKI,"
"Tentunya, dalam rangka pengembangan obat dan vaksin sebagai langkah strategis
terhadap upaya penanganan pandemi COVID-19 secara global. Ini juga sebagai
langkah nyata mempercepat implementasi Jakarta Deklarasi dan Rencana Aksi
NMRAs OKI,” jelas Kepala BPOM RI Penny K Lukito saat sesi Focus Group
Discussion Kolaborasi Obat dan Vaksin dalam Perspektif Kerja Sama Negara-
Negara OKI, ditulis Minggu (6/9/2020).
Berbagi Pengalaman di Bidang Obat dan Vaksin
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan kerjasama vaksin COVID-19
Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab saat ini sudah ada kesepakatan saat
konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (1/9/2020). (Dok Biro
Sekretariat Presiden)
Sesuai kerangka kerja sama dengan OKI, Indonesia melalui BPOM telah membantu
peningkatan kapasitas regulator di negara anggota OKI dalam melakukan
pengawasan obat dan makanan, meningkatkan ketersediaan obat dan vaksin, serta
mendukung kemandirian dalam produksi dan penyediaannya di negara anggota OKI
yang membutuhkan.