Page 19 - Dukungan Penuh Badan POM Untuk Penanganan COVID-19_
P. 19
90 sampel/hari oleh Balai Besar POM di Jayapura, dan 180 sampel/hari oleh Balai
POM di Ambon,” jelasnya.
Hingga Senin (18/5), menurut Penny, sebanyak empat laboratorium Badan POM
telah melakukan pengujian covid-19. Laboratorium PPPOMN menguji 868 spesimen
dari RS Darurat Wisma Atlet dan Asrama Haji serta Balai POM di Gorontalo menguji
730 spesimen atas kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Selain itu,
laboratorium Balai Besar POM di Jayapura dan Balai POM di Ambon telah menguji
41 dan 153 sampel ekstraksi RNA spesimen covid-19.
“Selain itu, laboratorium PCR milik Balai Besar POM di Makassar telah siap
operasional untuk melakukan pengujian spesimen covid-19 dan saat ini sedang
menunggu koordinasi penerimaan spesimen yang akan diuji,” ungkap Penny.
Hingga saat ini, tercatat 16 Balai Besar/Balai POM yang memiliki RT-PCR telah atau
dalam proses meminjamkan peralatan pengujian berupa RT-PCR dan
pendukungnya kepada laboratorium di 16 provinsi. Ke-16 provinsi tersebut adalah
Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Tengah, dan
Sulawesi Tenggara serta Lampung, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi
Utara, dan Sulawesi Barat.
Komitmen Badan POM untuk mendukung percepatan penanganan COVID-19,
Badan POM melakukan merenovasi dan meng-upgrade laboratoriumnya menjadi
Laboratorium 3 PPPOMN yang memenuhi kriteria dan fasilitas Biosafety Level 2
(BSL-2) plus yang sesuai untuk pengujian sampel covid-19.
Ia menjelaskan bahwa selain untuk pengujian sampel covid-19, laboratorium 3
PPPOMN akan dimanfaatkan untuk pengujian produk berisiko tinggi seperti obat dan
produk biologi yang bersifat karsinogenik/mutagenik/teratogenik yang memerlukan
fasilitas khusus termasuk pengujian dalam rangka bioterorisme.
”Rencananya, kami meresmikan Gedung Laboratorium 3 PPPOMN sebagai fasilitas
khusus pengujian sampel covid-19 serta produk berisiko lainnya besok (20/5).”
“Sebagai dukungan terhadap upaya kuratif, Badan POM bersama para ahli yang
terdiri dari klinisi, farmakolog, dan akademis merilis Informatorium Obat covid-19
sebagai acuan tenaga kesehatan di seluruh RS Rujukan covid-19 di Indonesia
dalam tata laksana pengobatan covid-19. Informatorium tersebut disusun
berdasarkan tata laksana/manajemen terapi yang dipublikasikan oleh Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia (PDPI) serta mengacu pada beberapa negara lain, seperti
RRT, Jepang, Amerika, dan Singapura, beberapa pedoman global seperti yang
disarankan WHO, serta publikasi ilmiah,” jelas Penny.
Badan POM juga merilis Pedoman Produksi dan Distribusi Pangan Olahan pada
Masa Status Darurat Kesehatan covid-19 di Indonesia, yang berisi segala aspek
upaya pencegahan penyebaran covid-19 di sarana produksi dan distribusi pangan
olahan, mencakup sanitasi, higiene dan kesehatan personel, serta penerapan
pembatasan jarak fisik (physical distancing) sebagaimana protokol pencegahan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.