Page 369 - Badan POM Hadir #Kerja Bersama Untuk Bangsa
P. 369

BADAN POM HADIR                           MeNDukuNg INDustRI OBAt DAN MAkANAN
 keRjA BeRsAMA uNtuk BANgsA



 serta memberikan bimbingan teknis dan asistensi. Pedoman yang   peroleh izin edar, serta penguatan kerja sama lintas sektor di
 telah  diterbitkan  Badan  POM  antara  lain  Pedoman  Penilaian   dalam dan luar negeri.
 Produk Biosimilar serta Pedoman Tata Laksana dan Penilaian
 Obat Pengembangan Baru, agar industri farmasi Indonesia   1.  revisi peraturan Badan pom nomor 24 tahun 2017
 berani mengembangkan biosimilar/produk bioteknologi.  tentang kriteria dan tata laksana registrasi obat
 13 Maret 2017 Badan POM mengunjungi sarana produksi   Pedoman yang digunakan Badan POM sebagai regulator
 PT. Dexa Laboratories of Biomolecular Science (DLBS) yang   dan industri farmasi sebagai pendaftar dalam melakukan pro­
 mem produksi bahan baku aktif obat herbal dalam bentuk fraksi   ses registrasi adalah Permenkes Nomor 1010 Tahun 2008
 bioaktif dari bahan alam asli Indonesia, yang dikembangkan   ten tang Registrasi Obat dan Peraturan Badan POM Nomor
 melalui riset di bidang herbal, bioteknologi, dan mikroba.  HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang Kriteria dan Tata
               Laksana Registrasi Obat yang telah mengalami 2 kali perubahan
 ii.  perCepatan periZinan  pada tahun 2013 dan 2016. Perubahan­perubahan tersebut dila­
 Beberapa upaya terus dilakukan Badan POM untuk me­  kukan sebagai upaya peningkatan pelayanan publik dan penga­
 ningkatkan daya saing produk obat dan makanan dalam negeri,   wasan yang dilakukan Badan POM.
 diantaranya melalui debirokratisasi pelayanan publik, deregulasi   Pengawasan pre-market yang dilakukan melalui mekanisme
 percepatan pelayanan publik (contoh: untuk obat,  timeline  7   registrasi merupakan tanggung jawab Badan POM dalam mem­
 hari  kerja untuk  registrasi  obat  khusus  ekspor),  intensif biaya   berikan perlindungan kepada masyarakat dari risiko obat dan
 registrasi untuk UMKM, pembinaan teknis pemenuhan standar   makanan yang tidak memenuhi syarat. Hal ini merupakan
 meliputi Cara Produksi yang Baik, Cara Distribusi yang baik ke­  bentuk konkrit Nawacita pertama bahwa negara hadir untuk
 pada  industri dan  UMKM,  serta pendampingan sampai mem­  me lindungi masyarakat dengan memberikan jaminan obat yang
               bere dar telah memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan
               mutunya. Revisi Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat atau
               dikenal dengan Buku Coklat dilakukan dalam rangka perbaikan
               dan penyempurnaan, baik redaksional untuk menghindarkan
               multitafsir atau substansial untuk mengakomodasi perubahan
               kebijakan atau regulasi sehingga dapat memberikan transparansi
               dan kepastian hukum.
                   Registrasi obat merupakan basis pengawasan pre-market di
               bidang obat melalui evaluasi terhadap aspek keamanan, khasiat,
               mutu, dan label serta pemenuhan persyaratan Cara Pembuatan
               Obat yang Baik (CPOB). Buku coklat yang berisi Kriteria dan
               Tata Laksana Registrasi Obat dan Aplikasi Elektronik Registrasi
               Obat Baru tersebut merupakan pedoman bagi regulator dalam
               melakukan penilaian dan bagi pendaftar dalam melakukan pro­
               ses registrasi obat di Indonesia. Hal ini penting bagi para pelaku
               usaha di bidang kesehatan dan farmasi, karena dari fakta yang
               ada bahwa masih banyak industri farmasi yang belum memenuhi
               CPOB.
                   Melalui peluncuran Buku Coklat, diharapkan industri far­
               masi dapat melakukan perubahan sesuai dengan petunjuk atau
               arahan yang benar secara menyeluruh disamping Badan POM




 358 I tiga taHUn KinERJa Badan POM       tiga taHUn KinERJa Badan POM I 359
   364   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374