Page 12 - E-Klip Konvensi Nasional Kemandirian Obat Herbal
P. 12
Judul : BPOM Dorong Penggunaan Bahan Baku Obat Bahan Alam Produk Dalam Negeri
Nama Media : republika.co.id
Tanggal : 8/4/2022
Halaman/URL : https://www.republika.co.id/berita/rg3gut380/bpom-dorong-penggunaan-
bahan-baku-obat-bahan-alam-produk-dalam-negeri
Tipe Media : Media Online
Pekerja mengerjakan proses pengolahan
tanaman kelor di PT Kelor Organik Indonesia (KOI)
di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (13/2/2022).
Pabrik sekaligus pusat pembelajaran pengolahan
tanaman kelor pertama dan terbesar di Asia
Tenggara tersebut memproduksi berbagai produk
pangan, obat tradisional dan kosmetik berbahan
tanaman kelor. Selain untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, produk olahan kelor itu
juga memenuhi permintaan dunia diantaranya
wilayah Eropa dan Amerika.
Obat bahan alam asli Indonesia merupakan
produk kesehatan warisan budaya bangsa yang
perlu dilestarikan. Dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, obat bahan alam
telah dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka.
Hingga Juli 2022, terdapat 1.161 sarana obat bahan alam yang telah memproduksi lebih dari 14.000 jenis
produk obat bahan alam dalam bentuk jamu, obat herbal terstandar, maupun fitofarmaka. Saat ini
industri obat bahan alam masih menghadapi tantangan. Ketersediaan bahan baku obat bahan alam
sebesar 25 persen dari total kebutuhan masih diperoleh melalui impor.
Aspek pemenuhan terhadap standar keamanan, manfaat, dan mutu, serta kuantitas pasokan bahan baku
obat bahan alam dari dalam negeri juga belum dapat dipenuhi secara konsisten. Karena, sebagian besar
Bahan Baku berasal dari tumbuhan liar, belum massif dibudidayakan dan masih adanya keterbatasan
teknologi pengolahan. Demikian juga pelaku usaha, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) obat
tradisional, masih menghadapi keterbatasan alternatif sumber pengadaan Bahan Baku obat bahan alam
dalam negeri.
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menjelaskan, obat dari bahan alam berpotensi besar untuk
dikembangkan, mengingat besarnya permintaan masyarakat terhadap obat bahan alam dewasa ini.
Penjualan jamu dan obat herbal nasional di Indonesia diperkirakan dapat mencapai Rp 23 triliun pada
tahun 2025.
Potensi ini juga membuka peluang bagi jamu yang berorientasi ekspor agar bisa menjadi komoditi
andalan di pasar global. WHO memprediksi permintaan tanaman obat dapat mencapai nilai 5 triliun
dollar AS pada tahun 2050.