Page 14 - Melalui Sinergisme Academic-Bussiness-Goverment, Badan POM Mengawal Pengembangan Bisnis
P. 14
Judul : Rambah Bisnis, BPOM Kawal Inkubator UMKM Pangan Steril Komersial
Nama Media : sinarkeadilan.com
Tanggal : 28 Agustus 2019
Halaman/ URL: https://sinarkeadilan.com/rambah-bisnis-bpom-kawal-inkubator-umkm-pangan-
steril-komersial/
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) merambah dunia bisnis. Kali
ini, BPOM mengawal Bisnis Inkubator
Usaha Mikor, Kecil dan Menengah (UMKM).
Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) Penny K Lukito
menyampaikan, menyadari pentingnya
peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) pangan dalam perekonomian
rakyat, terutama penyerapan tenaga kerja
yang cukup besar, Badan POM
berkomitmen mendorong dan memfasilitasi
peningkatan daya saing UMKM.
“Salah satunya melalui pembinaan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(CPPOB) untuk memproduksi pangan yang aman dan bermutu,” tutur Kepala Badan POM Penny
K Lukito, Rabu 28 Agustus 2019.
Saat ini, lanjutnya, terdapat tren pertumbuhan UMKM pangan yang memproduksi pangan olahan
dalam kemasan kaleng atau pouch tahan panas dengan menggunakan teknologi sterilisasi
komersial antara lain untuk produk rendang, gudeg, sambal krecek, sayur lombok ijo, dan produk
kuliner khas lainnya.
“Dilihat dari tren jenis produk, penggunaan teknologi sterilisasi komersial sangat berpotensi untuk
memfasilitasi pengembangan kuliner nusantara,” ujar Penny.
Pada proses sterilisasi komersial, lanjutnya, produk dipanaskan di dalam bejana tahan panas
o
(retort) dengan suhu 121,1 C selama 3,0 menit (atau proses setara) untuk memusnahkan spora
bakteri pathogen, dalam hal ini spora bakteri Clostridium botulinum.
Dengan menggunakan teknologi ini, produk yang pada awalnya hanya dapat disimpan selama
beberapa hari dapat disimpan hingga dua tahun pada suhu kamar sehingga jangkauan
pemasaran produk menjadi lebih luas.
Penny K Lukito juga mengungkapkan, praktik sterilisasi komersial yang dilakukan oleh UMKM
masih membutuhkan pendampingan karena sebagian besar UMKM belum memiliki kemampuan
untuk memastikan kecukupan panas pada tahap sterilisasi.