Page 231 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 231
Judul : Diskes Riau minta apotek tarik peredaran Ranitidin sukarela
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 13 Oktober 2019
Halaman/URL: https://riau.antaranews.com/berita/132368/diskes-riau-minta-apotek-
tarik-peredaran-ranitidin-sukarela
Tipe Media : Online
Pekanbaru (ANTARA) - Dinas
Kesehatan Provinsi Riau meminta
kesadaran para pengelola apotek di
wilayahnya agar menarik obat asam
lambung merek Ranitidin dari
peredaran secara sukarela
mengingat masih ada syang
memasarkannyawalau sudah
dilarang.
"Imbauan ini menindaklanjuti
instruksi Menteri Kesehatan. Kami
meminta apotek untuk menarik obatnya dan dikembalikan ke pihak penyuplai," kata
Kepala Diskes Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Minggu.
Imbauan ini lanjutnya juga sekalian ditujukan bagi masyarakat yang biasa maupun
belum pernah mengkonsumsi obat lambung Ranitidin agar menjauhinya atau tidak
lagi mengkonsumsi karena bisa memicu kanker sesuai edaran BPOM.
"Masyarakat juga kami imbau agar lebih berhati-hati untuk tidak mengkonsumsi obat
lambung jenis ini. Kalau obat ini bisa memicu penyakit kanker, kami tidak bisa
mengeluarkan pernyataan karena memang harus ada kajian ilmiahnya," ujarnya.
Lebih lanjut Mimi mengatakan penarikan obat itu merupakan kewenangan BPOM.
Kemudian apotek sudah melakukan pengumpulan obat merek Ranitidin berdasarkan
berita acara BPOM.
"Untuk itu, kami berharap pihak-pihak penyedia obat harus mematuhi apa yang telah
dikeluarkan oleh BPOM," tutupnya.
Perlu diketahui sebelumnya, obat lambung Ranitidin dilarang beredar di tengah
masyarakat setelah BPOM RI mengeluarkan surat perintah penarikan maupun
penarikan sukarela lima obat yang diduga mengandung N-Nitrosodimethylamine
(NDMA). NDMAmerupakan salah satu senyawa yang berpotensi memicu kanker.
Penarikan Ranitidin ini sebenarnya berlaku global di seluruh dunia. Ini setelah hasil
penelitian Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat atau US Food and Drug
Administration (FDA) menemukan obat ranitidin khususnya untuk sediaan injeksi,
tercemar NDMA di atas ambang batas dan bisa memicu pertumbuhan kanker,
sehingga obat ini dinilai berbahaya untuk manusia.