Page 241 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 241
Judul : Daftar Obat Asam Lambung Aman Usai Ranitidin Ditarik
Nama Media : krjogja.com
Tanggal : 13 Oktober 2019
Halaman/URL:
https://krjogja.com/web/news/read/111983/Daftar_Obat_Asam_Lambung_Aman_Us
ai_Ranitidin_Ditarik
Tipe Media : Online
BPOM mulai melakukan penarikan
terhadap Ranitidin, karena
terindikasi terbukti mengandung
cemaran N-Nitrosodimethylamine
(NDMA). Obat tersebut, dikabarkan
dapat memicu kanker.
Ranitidin selama ini dikonsumsi
untuk mengatasi indikasi tukak
lambung, tukak usus dan GERD.
Obat tersebut, tersedia dalam
bentuk injeksi, sirup dan tablet.
Kepala BPOM Penny K Lukita menegaskan, masyarakat tidak perlu resah karena
bahaya ranitidin. Karena dalam 80 hari ke depan, sejak 9 Oktober 2028, ranitidin akan
terus ditarik secara sukarela di semua tempat pelayanan kesehatan.
"Dari 10 brand sudah diuji, ada 6 yang positif. Sementara kita hold, izin edar dibekukan
dan ditarik dari peredaran. Kami harapkan masyarakat bisa memahami, jangan
respons dengan panik, karena ada langkah justifikasi," ucap Penny saat Press
Conference di Gedung BPOM, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).
Sayangnya, Penny tak menyebutkan merek obat dengan kandungan ranitidin apa
yang sudah ditarik dari pasaran. Sebenarnya, ranitidin juga masuk golongan obat
legal, yang sudah disertifikasi BPOM sejak 1989, tapi karena ada cemaran NDMA
yang berbahaya, maka harus ditarik cepat.
Dia menuturkan, masih ada obat pengganti obat asam lambung yang masih boleh
dikonsumsi. Dokter pun tahu apa obat yang mesti diresepi oleh dokter, sesuai dengan
jenis penyakitnya.
Dijelaskan Ketua Bidang Advoaksi PB PABDI dr Prasetyo Widhi Buwono, SpPD,
sementara pasien yang mengalami penyakit lambung tersebut harus menggunakan
obat lain. Jumlahnya cukup banyak dan kemanjurannya dinilai sama.
"Ranitidin itu golongan obat h2 blocker. Kerjanya menghambat atau memblok
produksi asam lambung. Nah, ada juga obat lainnya yang bisa dikonsumsi golongan
famotidin, itu nama di Indonesia sudah beredar," tutur dr Prasetyo.