Page 245 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 245
Judul : RSUD Bintan tarik peredaran obat ranitidin
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 14 Oktober 2019
Halaman/URL: https://www.antaranews.com/berita/1112074/rsud-bintan-tarik-
semua-peredaran-obat-ranitidin
Tipe Media : Online
Bintan (ANTARA) (ANTARA) -
RSUD Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau, telah menarik
semua peredaran obat lambung
ranitidin yang dianggap dapat
memicu penyakit kanker.
“Obat yang sudah ditarik sebanyak
17.300 tablet dan 3.975 ampul,” ujar
Dirut RSUD Bintan, Benni Antomi,
Senin.
Menurut Benni, penarikan dilakukan
sesuai instruksi Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat yang meminta agar obat ranitidin
itu tidak diedarkan kepada pasien atau masyarakat di Bintan.
Obat dimaksud terdiri dari dua jenis yaitu ranitidin tablet 150 mg dan ranitidin injeksi
25 mg hasil produk PT Dexa Medika dan PT Hexparm Jaya.
“Intruksi Dinkes Bintan, obat itu dikembalikan ke pihak distributor yaitu PT Anugrah
Agron Medical,” katanya.
Kendati kedua jenis obat itu sudah diamankan dan tak boleh diedarkan, Benni
menyatakan hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan obat
bagi pasien karena masih banyak alternatif obat lambung lainnya di rumah sakit ini.
“Karena pada dasarnya penggunaan ranitidin adalah obat yang menurunkan produksi
asam lambung saja,” katanya.
BPOM melalui laman resminya www pom.go.id, memutuskan menghentikan
sementara peredaran obat yang mengandung ranitidin setelah mendapat
pemberitahuan dari Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika Serikat dan Badan Obat
Eropa mengenai keamanan obat-obatan yang mengandung ranitidin.
BPOM menyebutkan bahwa menurut studi global ambang batas NDMA yang
diperbolehkan adalah 96 nanogramper hari. Konsumsi NDMA melebihi ambang batas
tersebut dalam jangka lama bisa menimbulkan kanker.