Page 244 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 244
Judul : Ketua Umum PP IAI: Ranitidin hanya ada di apotek
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 14 Oktober 2019
Halaman/URL: https://banten.antaranews.com/berita/64974/ketua-umum-pp-iai-
ranitidin-hanya-ada-di-apotek
Tipe Media : Online
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia (PP IAI) Nurul Falah Eddy
Pariang mengatakan produk farmasi
mengandung Ranitidin seharusnya
hanya ada di apotek karena
tergolong obat keras.
"Obat dengan Ranitidin ini obat keras
seharusnya tidak ada di toko obat,
hanya di apotek," kata Nurul saat
dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan apotek kini berangsur sudah menarik obat mengandung Ranitidin
yang biasa digunakan untuk mengobati sakit tukak lambung dan tukak usus.
Penarikan, kata dia, dilakukan sesuai surat edaran Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) yang menarik secara sementara produk mengandung Ranitidin.
Penarikan dilakukan untuk uji laboratorium secara mendalam menilik adanya temuan
cemaran N-Nitrosodimethylamine (NDMA) pada Ranitidin.
Nurul mengatakan begitu BPOM mengeluarkan surat edaran soal penarikan obat
mengandung Ranitidin kemudian direspon pengelola apotek menghentikan peredaran
produk terkait.
"Biasanya BPOM nulis ke industri, industri ke distribusinya, distribusi ke pelayanan
apotek di rumah sakit, puskesmas, klinik dengan layanan kefarmasian. Kemudian bagi
yang memiliki produk dengan Ranitidin dikembalikan," kata dia.
Bagi apotek, biasanya mendapatkan kompensasi dari produsen dengan kredit nota
yang diperhitungkan dengan produk lain. "Ini kan ada harganya. Itu mekanisme yang
biasa sudah paham," katanya.
Nurul mengatakan obat dengan Ranitidin saat ini statusnya belum dilarang tetapi
ditarik secara sementara.
"Kepada aparat ini adalah obat legal sampai BPOM mengumumkan obat dengan
Ranitidin dicabut izin edarnya karena masih dalam penelitian selanjutnya," katanya.