Page 268 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 268
Pria asal Tulungagung menjelaskan, namun tidak semua obat Ranitidin dilarang untuk
dikonsumsi.
"Tidak semua ya, hanya yang tercemar saja yang tidak boleh dikonsumsi," imbuhnya.
Ia juga menambahkan, BPOM juga menghimbau kepada pabrik yang memproduksi
untuk menarik produk Ranitidinnya yang sudah positif tercemar.
Selain itu, BPOM juga menghimbau agar memeriksakan obat Ranitidin lain yang
sudah diproduksi secara suka rela.
"Alhamdulillah, pabrik yang memproduksi kooperatif ya, mereka memeriksakan
secara suka rela kepada BPOM," pungkas pria berumur 48 tahun itu.
Ia mengungkapkan, saat ini BPOM masih melanjutkan pengujian dan kajian risiko
terhadap seluruh produk yang mengandung Ranitidin.
Masyarakat juga dihimbau untuk menunggu perkembangan hasil uji dari BPOM.
Ia berharap, tidak ada obat-obat Ranitidin atau jenis obat lain yang tercemar.
"Semoga tidak ada lagi obat yang tercemar," tutupnya.
Inilah Daftar 5 Obat Ranitidin yang Mengandung Zat Penyebab Kanker dan Solusi
Obat Penggantinya
Diberitakan sebelumnya, BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia telah memerintahkan penarikan lima produk Ranitidin yang terdeteksi
mengandung N-nitrosodimethylamine (NDMA).
NDMA disinyalir sebagai zat yang bisa menyebabkan kanker atau bersifat
karsinogenik.
Kelima produk Ranitidin yang terdeteksi mengandung zat penyebab kanker adalah:
1. Ranitidine Cairan Injeksi 25 mg/mL dengan pemegang izin edar PT Phapros Tbk
2. Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL dari PT Glaxo Wellcome Indonesia
3. Rinadin Sirup 75 mg/5mL dari PT Global Multi Pharmalab
4. Indoran Cairan Injeksi 25 mg/mL
5. Ranitidine cairan injeksi 25 mg/ML dari PT Indofarma
Produk Ranitidin yang diperintahkan penarikannya setelah terdeteksi mengandung
NDMA adalah Ranitidine Cairan Injeksi 25 mg/mL dengan pemegang izin edar PT
Phapros Tbk.
Sementara itu, empat produk Ranitidin lainnya ditarik sukarela.
Dilansir dari penjelasan BPOM RI tentang penarikan produk Ranitidin yang
tekontaminasi NDMA, Ranitidin sebetulnya telah mendapatkan persetujuan dari
BPOM untuk pengobatan gejala penyakit tukak lambung dan tukak usus sejak 1989.
Pemberian izin tersebut didasari oleh kajian evaluasi keamanan, khasiat dan mutu.