Page 269 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 269

Namun, pada 13 September 2019, BPOM Amerika Serikat (FDA) dan BPOM Eropa
               (EMA)  mengeluarkan  peringatan  tentang  adanya  temuan  cemaran  NDMA  dalam
               kadar rendah pada sampel produk yang mengandung bahan aktif Ranitidin.

               "NDMA merupakan turunan zat Nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami," ujar
               siaran pers resmi dari BPOM, 4 Oktober 2019.

               Menurut  studi  global,  NDMA  memiliki  nilai  ambang  batas  96  ng/hari  dan  bersifat
               karsinogenik  jika  dikonsumsi  di  atas  ambang  batas  secara  terus  menerus  dalam
               jangka waktu yang lama.

               Didasari  oleh  temuan  tersebut,  BPOM  melakukan  pengambilan  dan  pengujian
               terhadap sampel produk Ranitidin.

               Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian sampel mengandung cemaran NDMA dalam
               jumlah yang melebihi batas.

               BPOM pun menindaklanjuti hasil pengujian dengan memerintahkan kepada industri
               farmasi pemegang izin edar produk untuk menghentikan produksi dan distribusi, serta
               melakukan penarikan kembali seluruh bets produk dari peredaran.

               Industri farmasi juga diwajibkan untuk melakukan pengujian secara mandiri terhadap
               cemaran NDMA dan menarik secara sukarela bila kandungan cemarannya ditemukan
               melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

               Terkait  pengujian  dan  kajian  risiko,  BPOM  menyatakan  akan  melanjutkannya
               terhadap seluruh produk yang mengandung Ranitidin.

               Obat pengganti Ranitidin

               Sementara itu, masyarakat yang sedang menjalani terapi pengobatan menggunakan
               Ranitidin diimbau untuk menghubungi dokter dan apoteker.

               Salah satu ahli yang telah dihubungi oleh Kompas.com pada 25 September 2019,
               yakni Akademisi dan Praktisi Kesehatan Dr Ari Fahrial Syam.

               Ia mengatakan, masyarakat juga bisa menggunakan alternatif dari Ranitidin yang lebih
               kuat dalam menekan asam lambung, seperti:

               - omeprazol

               - lansoprazol
               - rabeprazol

               - esomeprazol

               - pantoprazol.
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274