Page 320 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 320
Judul : Ranitidin Obat yang Dikabarkan Bisa Picu Kanker Ini Masih
Tersedia di RSUD Abdul Rivai, Berau
Nama Media : tribunnews.com
Tanggal : 17 Oktober 2019
Halaman/URL: https://kaltim.tribunnews.com/2019/10/17/ranitidin-obat-yang-
dikabarkan-bisa-picu-kanker-ini-masih-tersedia-di-rsud-abdul-rivai-berau
Tipe Media : Online
TRIBUNKALTIM.COM, TANJUNG
REDEB – Ranitidin, obat yang
dikabarkan bisa picu kanker ini
masih tersedia di RSUD Abdul Rivai,
Berau, tak ditarik BPOM.
Pemerintah melalui Badan
Pengawas Obat dan Makanan atau
BPOM, melakukan penarikan
terhadap beberapa jenis obat yang
mengandung Ranitidin.
Penarikan obat yang mengandung Ranitidin ini karena zat kimia tersebut, diyakini
dapat memicu kanker, terutama yang mengandung Nitrosodimethylamine atau
NDMA.
Humas RSUD Abdul Rivai, Erva Anggriana yang juga menjabat sebagai Sekretaris
Ikatan Dokter Indonesia, Kabupaten Berau mengatakan, di seluruh rumah sakit di
Indonesia, pasti tersedia Ranitidin.
“Kalo sediaan Ranitidin pasti ada di rumah sakit di manapun.
Tapi saya kurang paham, kalau di Berau ini, pakai Ranitidin produksi perusahaan yang
mana.
Ini perlu ditanyakan ke gudang farmasi,” kata Erva.
Menurut Erva, dalam surat edaran BPOM, tidak semua Ranitidin ditarik dari
peredaran.
Hanya obat-obatan produksi perusahaan farmasi tertentu.
Dan dalam surat edaran BPOM, juga dilampirkan daftar obat dengan kode produksi
dan pemegang izin edar tertentu saja.
Disebutkannya, sediaan Ranitidin yang ada di RSUD Abdul Rivai adalah produksi
pabrik farmasi yang tidak masuk dalam daftar penarikan obat.
“Yang ada sekarang di RSUD adalah Ranitidin dari Soho, dan tablet dari Bernofarma,
yang belum ada (instruksi) penarikan (peredarannya),” kata Erva.
Meski begitu, kata Erva, Kepala instalasi farmasi RSUD Abdul Rivai tetap berupaya
melakukan konfirmasi.