Page 339 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 339
Judul : Barito Utara tarik obat lambung ranitidin
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 17 Oktober 2019
Halaman/URL: https://kalsel.antaranews.com/berita/125722/barito-utara-tarik-obat-
lambung-ranitidin
Tipe Media : Online
Muara Teweh (ANTARA) - Dinas
Kesehatan Kabupaten Barito Utara,
Kalimantan Tengah, melakukan
penarikan terhadap obat lambung
ranitidin dari Puskesmas beserta
sarana kesehatan lainnya yang ada
di seluruh wilayah Kabupaten Barito
Utara.
Penarikan obat tersebut dilakukan
karena adanya imbauan dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) dan Dinas Kesehatan Pusat berdasarkan surat tentang penarikan izin
peredaran obat lambung ranitidin yang mengandung cemaran N-
Nitrosodimethylamine (NDMA), kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara
Siswandoyo melalui Kepala Bidang Pelayanan Sumber Daya Kesehatan (PSDK),
Pariadi AR di Muara Teweh, Selasa.
"Terdapat 67 batch yang tercemar NDMA yang bersifat karsinogenik dan berisiko
memicu kanker," katanya yang didampingi Kasi Farmasi, Alat Kesehatan dan
Makanan, Christiawan ECP.
Dinas Kesehatan juga telah menghimbau seluruh UPT Puskesmas dan sarana
fasilitas lainnya untuk menarik obat lambung ranitidin tersebut, terutama, pengelola
obat di Puskesmas agar tidak diberikannya kepada masyarakat.
"Penarikan obat ini telah kami lakukan setelah adanya himbauan dari BPOM dan
pemerintah pusat sekitar dua minggu yang lalu," katanya.
Ia juga mengatakan untuk apotek dan toko obat akan segera melaksanakan imbauan
dan pelarangan penjualan obat lambung tersebut.
"Kami masih menunggu instruksi dan surat tugas dari pimpinan untuk mengimbau
kepada apotek dan toko obat yang ada di Kabupaten Barito Utara," katanya.
Untuk tahap awal, BPOM mengeluarkan surat himbauan sekitar satu bulan yang lalu,
namun belum ada himbauan penarikan. Tapi sekitar dua minggu lalu, BPOM
mengeluarkan surat kembali untuk penarikan obat tersebut dari peredaran, khususnya
di Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
"Kami menerima surat dari BPOM sekitar empat kali, hingga akhirnya perintah untuk
menarik," ujarnya.*