Page 340 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 340

Judul          : Masyarakat resah, obat Ranitidin di Makassar belum ditarik

               Nama Media : antaranews.com

               Tanggal        : 17 Oktober 2019

               Halaman/URL: https://www.antaranews.com/berita/1116988/masyarakat-resah-obat-
               ranitidin-di-makassar-belum-ditarik

               Tipe Media  : Online

                                                                           Makassar    (ANTARA)          -
                                                                   Masyarakat di Kota Makassar resah
                                                                   karena  obat  maag  Ranitidin  belum
                                                                   ditarik  di  pasaran,  padahal  BPOM
                                                                   pusat  di  Jakarta  sudah  melakukan
                                                                   penarikan  obat  itu  karena  dapat
                                                                   membahayakan kesehatan.

                                                                   "Belum  ada  sosialisasi  penarikan
                                                                   obat  Ranitidin  dari  BPOM  pada
                                                                   kami,"  kata  pengelola  Toko  Obat
                                                                   Rezky,  Hj  Subaedah  di  Makassar,
               Kamis.

               Menurut dia, penarikan obat maag itu hanya diketahui dari media sosial yang banyak
               menginformasikan bahaya Ranitidin yang diduga penyebab kanker, sehingga ditarik
               oleh BPOM.

               Diakui  stok  obat  maag  itu  masih  ada,  namun  jika  ada  pembeli  mencari  obat  itu,
               dianjurkan membeli obat merek lain.
               "Kami tidak mau ambil risiko, nanti disalahkan atau dituntut," katanya.

               Sementara  itu,  salah  seorang  warga  Kecamatan  Tallo  Daeng  Ngalusu  mengaku
               selama  ini  mengomsumsi  obat  itu,  karena  diberi  resep  obat  itu  oleh  dokter  di
               puskesmas setiap datang kontrol.

               Berkaitan dengan hal itu, dia berharap agar pihak yang berwenang segera melakukan
               razia dan menarik obat itu di apotek atau di pasar agar tidak meresahkan masyarakat.
               "Jangan sampai karena ketidaktahuan mereka terus membeli dan meminum obat itu,"
               katanya.*
   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345