Page 345 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 345

Judul          : Ranitidin Tablet Tercemar NDMA, BPOM Pastikan Tarik Produk
                              dari Pasar

               Nama Media : beritasumut.com

               Tanggal        : 17 Oktober 2019
               Halaman/URL: beritasumut.com/kesehatan/Ranitidin-Tablet-Tercemar-NDMA--
               BPOM-Pastikan-Tarik-Produk-dari-Pasar

               Tipe Media  : Online

                                                                                 Beritasumut.com-Badan
                                                                   Pengawasan  Obat  dan  Makanan
                                                                   Republik  Indonesia  (BPOM  RI)
                                                                   memastikan       turut     melakukan
                                                                   penarikan  terhadap  produk  tablet
                                                                   ranitidin,  menyusul  penarikan  yang
                                                                   dilakukan  terhadap  produk  cair  dan
                                                                   injeksinya.

                                                                    Plt Kepala Balai Besar Pengawasan
                                                                   Obat  dan  Makanan  (BBPOM)  di
                                                                   Medan,  Fajar  yang  dikonfirmasi
               mengatakan,  penarikan  ini  dilakukan  karena  pada  kemasan  tablet  ranitidin  juga
               tercemar oleh N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang dikaitkan dengan risiko penyakit
               kanker. "Sekarang (penarikan) sudah berkembang ke yang tablet. Ini kan kami  terus
               melakukan uji laboratorium terhadap produk ranitidin. Jadi jika ditemukan cemaran
               NDMA, maka kami langsung surati ke industri supaya dihentikan produksi dan ditarik
               produknya," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (17/10/2019).

                Fajar  menjelaskan,  pasca  instruksi  penarikan  ranitidin  pertama,  BPOM  terus
               melakukan uji laboratorium. Bahkan pengujian terhadap produk ranitidin ini, kata dia,
               hingga kini masih dilakukan. "Jadi mungkin nanti akan ada rilis terbaru lagi, bila ada
               temuan cemaran NDMA lainnya," jelasnya.

                Sementara itu, Fajar mengatakan, dalam instruksi penarikan ini, BPOM memberikan
               waktu penarikan sampai 80 hari pasca instruksi penarikan awal dikeluarkan. Dalam
               waktu  tersebut,  maka  industri  beserta  distributornya  harus  melakukan  penarikan,
               sampai tuntas. "Setelah itu mereka kan akan melaporkannya ke kita. Disitu nanti baru
               kita verifikasi hasilnya di lapangan," terangnya.

                Kendati  begitu,  Fajar  menegaskan,  kalau  jangka  waktunya  sudah  lewat,  namun
               ternyata  masih  ada  ditemukan  yang  menjual  atau  ranitidin  masih  beredar,  maka
               tentunya  akan  ada  sanksi.  Tapi,  Fajar  menyebutkan,  bentuk  sanksinya  sejauh  ini
               masih belum diinstruksikan oleh BPOM RI. "Tapi yang pasti, kawan-kawan Apoteker
               dan  Dokter  sudah  di  informasikan  supaya  memberikan  obat  pengganti  sesuai
               diagnosanya," pungkasnya.

                Sementara itu, dalam lampiran klarifikasinya, BPOM menyampaikan, adapun jenis
               tablet ranitidin yang dilakukan penarikan ialah, Ranitidine HCl tablet salut selaput 150
               mg produksi PT Pharos Indonesia, Conranin tablet salut selaput 150 mg produksi PT
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350