Page 347 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 347

Judul          : Masyarakat Makassar Resah Ranitidin Masih Beredar

               Nama Media : republika.co.id

               Tanggal        : 17 Oktober 2019

               Halaman/URL: https://nasional.republika.co.id/berita/pzi2fv463/masyarakat-
               makassar-resah-ranitidin-masih-beredar

               Tipe Media  : Online

                                                                     REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --
                                                                   Masyarakat di Kota Makassar resah
                                                                   karena  obat  maag  Ranitidin  belum
                                                                   ditarik  di  pasaran.  Padahal  BPOM
                                                                   pusat  di  Jakarta  sudah  melakukan
                                                                   penarikan  obat  itu  karena  dapat
                                                                   membahayakan kesehatan.

                                                                   "Belum  ada  sosialisasi  penarikan
                                                                   obat  Ranitidin  dari  BPOM  pada
                                                                   kami,"  kata  pengelola  Toko  Obat
                                                                   Rezky,  Hj  Subaedah  di  Makassar,
               Kamis (17/10).

               Menurut dia, penarikan obat maag itu hanya diketahui dari media sosial yang banyak
               menginformasikan bahaya Ranitidin yang diduga penyebab kanker, sehingga ditarik
               oleh BPOM. Diakui stok obat maag itu masih ada, namun jika ada pembeli mencari
               obat itu, dianjurkan membeli obat merek lain.

               "Kami tidak mau ambil risiko, nanti disalahkan atau dituntut," katanya.
               Sementara  itu,  salah  seorang  warga  Kecamatan  Tallo  Daeng,  Ngalusu  mengaku,
               selama  ini  mengomsumsi  obat  itu,  karena  diberi  resep  obat  itu  oleh  dokter  di
               puskesmas setiap datang kontrol. Berkaitan dengan hal itu, dia berharap agar pihak
               yang berwenang segera melakukan razia dan menarik obat itu di apotek atau di pasar
               agar tidak meresahkan masyarakat.

               "Jangan sampai karena ketidaktahuanmereka terus membeli dan meminum obat itu,"
               katanya.

               Sebelumnya,  Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  (BPOM)  memutuskan  menarik
               sementara  seluruh  jenis  obat  ranitidin,  utamanya  yang  mengandung  cemaran  N-
               Nitrosodimethylamine (NDMA) dan menjadi karsinogenik penyebab penyakit kanker
               per 9 Oktober 2019. Produsen obat diberikan waktu hingga 80 hari untuk menarik
               produk obat ini.

               Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan  Amerika  Serikat  (FDA)  pada  13  September
               2019 lalu mengeluarkan peringatan tentang adanya temuan cemaran NDMA dalam
               jumlah yang relatif kecil pada sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin.
               Keputusan FDA itulah yang dijadikan dasar BPOM dalam mengawal keamanan obat
               yang beredar di Indonesia.
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352