Page 152 - Badan POM Tindak Tegas Sarana Produksi Tahu Berformalin di Parung
P. 152
Judul : Tips untuk Memilih Tahu Bebas Formalin dari Dinkes Kabupaten Bogor
Nama Media : jabarekspres.com
Tanggal : 6/11/2022
Halaman/URL : https://cianjur.jabarekspres.com/2022/06/11/tips-untuk-memilih-tahu-bebas-
formalin-dari-dinkes-kabupaten-bogor/
Tipe Media : Media Online
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten
Bogor, memberikan tips kepada
masyarakat bagaimana memilih produk
tahu yang bebas dari campuran bahan
formalin.
“Secara fisik tidak bisa dibedakan, kalau
yang benar (tanpa formalin) disimpan
dua hari sudah hancur. Kalau tahu
berformalin lebih dari dua hari masih
bagus fisiknya,” ungkap Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat Dinkes
Kabupaten Bogor, dr Intan Widayati saat
mendampingi Kepala BPOM RI, Penny
K Lukito serta pejabat perwakilan dari
Polda Jawa Barat di pabrik tahu yang
berlokasi di Desa Waru Kaum,
Kecamatan Parung, Bogor, Jumat (10/6) dilansir dari Antara.
Dijelaskan Intan, tahu dengan kandungan formalin cenderung lebih utuh ketika disimpan. Teksturnya
akan semakin keras dan tak berjamur ketika disimpan lebih dari dua hari.
Kemudian, masyarakat dapat lebih mudah untuk membedakan tahu berformalin jika kandungan
formalinnya banyak. Karena, tahu tersebut akan mengeluarkan aroma obat-obatan.
Intan juga meminta masyarakat tak hanya waspada memilih tahu bebas formalin. Pasalnya, formalin
juga kerap digunakan untuk menggunakan bahan pangan lainnya oleh orang-orang tak bertanggung
jawab, seperti mie, agar-agar campuran sop buah, dan bakso.
“Harusnya memang (formalin) tidak dijual bebas. Karena termasuk B3 (bahan berbahaya dan
beracun), salah satunya untuk pengawetan mayat,” terangnya.
Dia membeberkan beberapa dampak buruk bagi tubuh manusia jika mengonsumsi formalin, yaitu
mulai dari gangguan pencernaan hingga muntah-muntah. Kemudian, dampak jangka panjangnya bisa
merusak organ tubuh.
Seperti diketahui, BPOM RI mengungkap adanya dua pabrik tahu yang menggunakan bahan formalin
di Desa Waru dan Desa Waru Kaum, Parung, Kabupaten Bogor, Jumat (10/6).
“Penggunaan bahan berbahaya di jalur pangan, formalin ini temuan yang cukup besar,” ujar Kepala
BPOM RI Penny K Lukito.

