Page 27 - Perpanjangan Batas Kadaluwarsa Vaksin COVID-19
P. 27
Vaksin Sinopharm kemasan 2 dosis/vial dan AstraZeneca bets tertentu yang diproduksi oleh Catalent
Anagni S.R.L., Italia batas kedaluwarsanya menjadi sembilan bulan. Selanjutnya, Pfizer-Biontech Covid-
19 Vaccine (Comirnaty) dengan tempat/site produksi di Pfizer Manufacturing Belgium, Puurs, Baxter
dirilis Biontech dan Mibe dirilis Biontech dengan batas kedaluwarsa menjadi sembilan bulan.
Menurut Badan POM, pemantauan batas kedaluwarsa vaksin Covid-19 di peredaran merupakan
tanggung jawab produsen pemegang EUA dan dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan
dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
"Pemilik EUA wajib memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-
19 tetap memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu," tutup Badan POM.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pada Februari 2022,
sekitar lebih dari 4 juta dosis vaksin berhasil digunakan sebelum mencapai tenggat kedaluwarsa.
Sedangkan sisa dosis yang belum disuntikkan berhasil diurus perpanjangan kedaluwarsanya.
"Hal ini dilakukan dengan hati-hati oleh pemerintah melalui diskusi dengan pakar dan pabrik obat secara
mendalam sehingga tidak layak dan lolos uji perpanjangan kedaluwarsa ini bisa ditentukan," katanya
beberapa waktu lalu.
Wiku menekankan perpanjangan batas kedaluwarsa vaksin bukan merupakan solusi utama. Upaya ini
dilakukan semata-mata agar stok vaksin yang ada tidak terbuang sia-sia.
Menurutnya, kunci utama untuk memaksimalkan vaksin yang tersedia ialah perencanaan yang baik,
melingkupi aspek logistik tenaga vaksinator maupun redistribusi ke daerah lain yang membutuhkan.
"Ke depannya, dimohon agar pemerintah daerah meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat
agar alokasi vaksin yang diberikan dapat lebih terukur ndan akurat sesuai dengan kemampuan daerah,"
ujarnya. [fik]