Page 56 - Perpanjangan Batas Kadaluwarsa Vaksin COVID-19
P. 56

BPOM juga menjelaskan dalam proses pengajuan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin kepada BPOM,
                Industri Farmasi harus menyampaikan hasil uji stabilitas untuk penetapan batas kedaluwarsa.

                Berdasarkan standar internasional, persyaratan data uji stabilitas minimal untuk EUA obat dan vaksin
                adalah 3 bulan. BPOM selanjutnya melakukan evaluasi terhadap data mutu dan hasil uji stabilitas yang
                mencakup  antara  lain  identifikasi,  potensi,  sterilitas,  cemaran  atau  impurities,  endotoksin,  dan  pH
                produk akhir vaksin.

                Berdasarkan hasil evaluasi stabilitas 3 bulan tersebut, BPOM kemudian menetapkan batas kedaluwarsa
                vaksin sesuai standar internasional yaitu 2 kali waktu pelaksanaan uji stabilitas.

                “Dengan demikian, semua vaksin Covid-19 yang merupakan vaksin yang baru diproduksi dan memiliki
                data uji stabilitas dengan durasi 3 bulan, diberikan persetujuan masa kedaluwarsa 6 bulan,” ujar BPOM.

                Juru  Bicara  Satuan  Tugas  (Satgas)  Penangan  Covid-19  Wiku  Adisasmito  sebelumnya  mengatakan
                pemerintah memutuskan memperpanjang masa kedaluwarsa 18 juta vaksin Covid-19. Sebanyak 18 juta
                vaksin itu, kata Wiku, merupakan stok vaksin yang seharusnya disuntikkan pada Februari 2022.

                Wiku  mengklaim  hal  itu  dilakukan  dengan  hati-hati  oleh  pemerintah.  Ia  mengaku  pihaknya  telah
                melakukan  diskusi  dengan  pakar  dan  pabrik  obat  secara  mendalam.  Sehingga,  pihaknya  dapat
                memutuskan perpanjangan kedaluwarsa.

                Meski  begitu,  ia  menekankan  perpanjangan  masa  kedaluwarsa  vaksin  bukanlah  solusi  utama.
                Menurutnya, supaya itu dilakukan agar stok vaksin yang ada tidak terbuang begitu saja.
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61