Page 113 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Nataru 2020
P. 113

produk-produk yang permintaannya meningkat/tinggi pada masa Hari Raya Natal dan
               Tahun Baru seperti parsel makanan, maupun produk impor.

               Secara rinci, sampai dengan tanggal 19 Desember 2019 (tahap III), telah dilakukan
               pemeriksaan  terhadap  2.664  sarana  distribusi  pangan  (ritel,  importir,  distributor,
               grosir)  dengan  hasil  1.152  (43,24%)  sarana  distribusi  Tidak  Memenuhi  Ketentuan
               (TMK) karena menjual produk pangan ilegal, rusak, dan kedaluwarsa.

               “Total ditemukan 188.768 kemasan (5.415 item) pangan TMK, dengan rincian 50,97%
               pangan  ilegal  (96.216  kemasan), 42,98%  pangan  kedaluwarsa  (81.138  kemasan),
               dan 6,05% pangan rusak (11.414 kemasan),” ungkap Penny.

               Jika dibandingkan dengan data intensifikasi pangan Tahun 2018 pada periode yang
               sama, terjadi perluasan cakupan sarana distribusi yang diawasi sebanyak 495, yaitu
               dari 2.169 sarana pada 2018 menjadi 2.664 sarana pada 2019.

               Hal ini dikarenakan 40 Kantor Badan POM di kabupaten/kota telah aktif melakukan
               pengawasan untuk melengkapi pengawasan rutin yang dilakukan sepanjang tahun
               dan pengawasan dengan target khusus.sejak dibentuk bulan Agustus 2018.

               Peningkatan cakupan pengawasan sarana tersebut, secara umum berdampak pada
               peningkatan temuan pangan TMK dari 164.998 kemasan pada 2018 menjadi 188.768
               kemasan pada 2019.

               Berdasarkan lokasi temuan, pangan ilegal banyak ditemukan di Bengkulu, Banten,
               Gorontalo,  Riau,  Bali,  Papua,  Sulawesi  Tengah,  Jawa  Tengah,  Lampung  dan
               Sulawesi Utara. dengan jenis produk berupa Bahan Tambahan Pangan (BTP), teh
               kering, bumbu, minuman berperisa, dan AMDK.

               Temuan pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara
               Timur, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara
               Barat, Maluku, Aceh, dan Kalimantan Selatan dengan jenis produk minuman serbuk,
               bumbu, minuman kopi, makanan ringan, dan tepung.

               “Sementara  temuan  pangan  rusak  banyak  ditemukan  di  Sulawesi  Selatan,  Papua
               Barat,  Nusa  Tenggara  Barat,  Nanggroe  Aceh  Darussalam,  Kalimantan  Selatan,
               Bengkulu,  Sulawesi  Barat,  Nusa  Tenggara  Timur,  Sumatera  Utara,  Kepulauan
               Bangka Belitung dengan jenis pangan minuman kopi, permen, Susu Kental Manis,
               minuman berperisa, dan tepung,” tukas Penny K. Lukito.

               Dalam rangka perlindungan masyarakat maka seluruh produk pangan yang TMK telah
               diturunkan  dari  rak  pajang/display,  diamankan  setempat,  dan  diperintahkan  untuk
               tidak diedarkan.


               Selanjutnya terhadap pelaku usaha akan dilakukan pendalaman untuk menetapkan
               sanksi yang diberikan, berupa sanksi administratif atau perlu ditingkatkan ke dalam
               proses pro-justitia.

               Kegiatan Intensifikasi Pengawasan Pangan Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun
               Baru ini dilaksanakan dengan tetap mengedepankan upaya pembinaan kepada para
               pelaku usaha.
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118