Page 22 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 22

Judul                 : Jelang Natal dan Tahun Baru, BPOM Lakukan Intensifikasi
                                       Pengawasan Pangan

               Nama Media            : kompas.com
               Tanggal               : 23 Desember 2020

               Halaman/URL           :
                                     https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/23/202100723/jela
                                     ng-natal-dan-tahun-baru-bpom-lakukan-intensifikasi-
                                     pengawasan-pangan

               Tipe Media            : Online


                                                             Untuk  mengantisipasi  potensi  bahaya
                                                             produk      pangan      Tidak    Memenuhi
                                                             Ketentuan      (TMK)     yang    cenderung
                                                             meningkat  menjelang  hari-hari  besar,
                                                             termasuk  Hari  Raya  Natal  2020  dan
                                                             Tahun  Baru  2021,  BPOM  (Badan
                                                             Pengawas        Obat      dan     Makanan)
                                                             melakukan      intensifikasi   pengawasan
                                                             pangan di seluruh wilayah Indonesia.

                                                             Meningkatnya  produk  pangan  Tidak
               Memenuhi  Ketentuan  ini  umumya  karena  permintaan  (demand)  dan  persediaan
               (supply) kebutuhan pangan meningkat.

               Kepala  Badan  POM  RI,  Penny  K.  Lukito  mengatakan,  melalui  intensifikasi  yang
               dilakukan  oleh  33  Balai  Besar/Balai  POM  dan  40  Kantor  Badan  POM  di
               Kabupaten/Kota  di  seluruh  Indonesia,  pengawasan  berfokus  pada  pangan  olahan
               Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak.

               Penny menambahkan, intensifikasi yang sudah dimulai sejak akhir November 2020
               lalu  ini,  dilakukan  pemeriksan  terhadap  2.687  sarana  distribusi  pangan,  berupa
               importir, distributor, grosir, dan ritel. Hasilnya, 982 sarana distribusi TMK (36,55%).
               Pangan  kedaluwarsa  mendominasi  pelanggaran  yang  ditemukan,  yaitu  sebanyak
               60.656 kemasan (63,07%).

               Diikuti dengan pangan ilegal sebanyak 31.316 kemasan (32,56%) dan pangan rusak
               sebanyak 4.201 kemasan (4,37%).

               Berdasarkan  lokasi  temuan,  pangan  kedaluwarsa  banyak  ditemukan  di  Baubau,
               Bengkulu,  Sofifi,  Manggarai  Barat,  dan  Banda  Aceh.  Pangan  ilegal  banyak
               ditemukan  di  Baubau,  Surakarta,  Tangerang,  Bengkulu,  dan  Tarakan.  Sementara
               pangan rusak banyak ditemukan di Kendari, Baubau, Manado, Sorong, dan Sofifi.
               Jika  di  tahun  2019,  pemeriksaan  dilakukan  secara  onsite  untuk  3.594  sarana
               distribusi  pangan  (importir,  distributor,  grosir,  dan  ritel),  di  tahun  2020  ini,
               pemeriksaan  sebanyak  2.687  sarana  distribusi  dilakukan  melalui  pengawasan
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27