Page 18 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 18
Judul : Jelang Natal, BPOM temukan 60.656 kemasan pangan kedaluwarsa
Nama Media : antaranews.com
Tanggal : 23 Desember 2020
Halaman/URL : https://kalsel.antaranews.com/berita/222392/bpom-temukan-
60656-kemasan-pangan-kedaluwarsa-menjelang-natal
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
menemukan 60.646 kemasan pangan
kedaluwarsa dalam intensifikasi
pengawasan pangan di seluruh
Indonesia jelang Natal 2020 dan Tahun
Baru 2021.
"Pangan kadaluwarsa mendominasi
pelanggaran yang ditemukan, yaitu
sebanyak 60.656 kemasan atau 63,07
persen," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa persnya di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan dalam intensifikasi pengawasan tersebut juga ditemukan pangan
ilegal sebanyak 31.316 kemasan (32,56 persen) dan pangan rusak 4.201 kemasan
(4,37 persen).
BPOM, kata dia, memeriksa 2.687 sarana distribusi pangan, berupa importir,
distributor, grosir dan ritel. Hasilnya, 982 sarana distribusi Tidak Memenuhi
Ketentuan (TMK) yaitu sebanyak 36,55 persen.
Berdasarkan lokasi temuan, kata dia, pangan kadaluwarsa banyak ditemukan di
Baubau, Bengkulu, Sofifi, Manggarai Barat dan Banda Aceh.
Sementara, lanjut dia, pangan ilegal banyak didapatkan di Baubau, Surakarta,
Tangerang, Bengkulu dan Tarakan. Kemudian, pangan rusak banyak ditemukan di
Kendari, Baubau, Manado, Sorong dan Sofifi.
"Melalui intensifikasi yang dilakukan oleh 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Kantor
Badan POM di kabupaten/kota di seluruh Indonesia, pengawasan berfokus pada
pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kadaluwarsa dan rusak. Intensifikasi ini
sudah dimulai sejak akhir November 2020," katanya.
Penny mengatakan intensifikasi pengawasan jelang Natal dan Tahun Baru itu
merupakan bentuk pengawasan post-market yang dilakukan untuk melengkapi
pengawasan rutin BPOM. Kegiatan operasi/pengawasan itu dilakukan dengan target
khusus sekaligus mengantisipasi potensi bahaya produk pangan TMK yang
cenderung meningkat pada hari-hari besar.