Page 15 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 15
Judul : Pelanggaran Terpusat di Timur, BPOM Ubah Pengawasan
Jadi Penindakan
Nama Media : bisnis.com
Tanggal : 23 Desember 2020
Halaman/URL :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20201223/257/1334783/pelangg
aran-terpusat-di-timur-bpom-ubah-pengawasan-jadi-penindakan
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melakukan intensifikasi
pengawasan dalam menyambut liburan
natal dan tahun baru (Nataru) 2020.
Adapun, fokus titik pelanggaran tahun ini
berada di wilayah timur.
Kepala BPOM Penny K. Lukito
mengatakan pihaknya banyak
menemukan pangan olahan kadaluarsa
di wilayah timur. Adapun, wilayah yang dimaksud Penny adalah Kabupaten Bau
Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan beberapa
pulau di sekitar Sulawesi.
"[Selain produk kadaluarsa], banyak ditemukan produk-produk penyelundupan di
perbatasan. Kelihatannya operasi [pengawasan] dilanjutkan dengan operasi
penindakan" katanya dalam konferensi pers di Gedung BPOM, Rabu (23/12/2020).
Penny menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan aparat berwajib di tingkat
lokal. Selain itu, BPOM menekankan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai Kementerian Keuangan untuk menertibkan peredaran pangan olahan di
wilayah perbatasan.
Penny mengakui bahwa volume barang sitaan pada intensifikasi akhir 2020 terjadi
penurunan. Hal tersebut disebabkan dibatasinya lingkup pengawasan menjadi
hanya sampai tingkat distributor.
Tahun ini, BPOM memeriksa 2.687 sarana distribusi pangan dan menemukan 982
sarana distribusi yang tidak memenuhi ketentuan (TMK). Adapun, angka TMK
tersebut lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang mencapai 1.152 unti atau 43,24
persen dari total sarana yang diperiksa.
Selain itu, pelanggaran yang mendominasi pada tahun ini adalah produk
kedaluwarsa, yakni mencapai 60.656 kemasan atau 63,07 persen dari total kemasan
yang melanggar. Walaupun presentasi produk kedaluwarsa meningkat, namun
jumlah kemasan yang disita berkurang 25,24 persen dari realisasi tahun lalu
sebanyak 81.138 kemasan kadaluarsa.

