Page 11 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 11
Judul : BPOM Intensifkan Pengawasan, Temuan Inspeksi Berkurang
Nama Media : bisnis.com
Tanggal : 23 Desember 2020
Halaman/URL : https://ekonomi.bisnis.com/read/20201223/257/1334775/bpom-
intensifkan-pengawasan-temuan-inspeksi-berkurang
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) kembali mengintensifkan
pengawasan pangan dalam menyambut
liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru)
2021. Berbeda dengan tahun
sebelumnya, temuan dalam pengawasan
kali ini cenderung berkurang.
Tahun ini, BPOM memeriksa 2.687
sarana distribusi pangan dan
menemukan 982 sarana distribusi yang tidak memenuhi ketentuan (TMK). Adapun,
angka TMK tersebut lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang mencapai 1.152 unti
atau 43,24 persen dari total sarana yang diperiksa.
Selain itu, pelanggaran yang mendominasi pada tahun ini adalah produk
kedaluwarsa, yakni mencapai 60.656 kemasan atau 63,07 persen dari total kemasan
yang melanggar. Walaupun persentasi produk kedaluwarsa meningkat, jumlah
kemasan yang disita turun 25,24 persen dari realisasi tahun lalu 81.138 kemasan
kadaluarsa.
"Hal ini dapat disebabkan karena kondisi pandemi yang membuat daya beli
masyarakat turun, sehingga banyak produk yang tidak terbeli," kata Kepala BPOM
Penny K. Lukito dalam konferensi pers di Gedung BPOM, Rabu (23/12/2020).
Penny mengatakan intensifikasi pada akhir 2020 dilakukan oleh 33 balai besar
BPOM dan 40 kantor BPOM di penjuru negeri. Adapun, pengawasan kali ini
berfokus pada pangan olahan tanpa izin edar, kadaluarsa, dan rusak.
Sementara itu, pelanggaran yang mendominasi pada tahun lalu adalah produk ilegal
yang mencapai 96.215 kemasan atau 50,97 persen dari total pelanggaran. Adapun,
produk ilegal yang disita tahun ini hanya mencapai 31.316 kemasa atau 32,56
persen dari total kemasan.
Satu-satunya kategori pelanggaran yang konsisten turun adalah panganan rusak.
BPS mendata volume kemasan yang disita pada tahun ini turun 63,19 persen
menjadi 4.201 kemasan, sedangkan persentasenya tahun ini mencapai 4,37 persen
dari tahun lalu di level 6,05 persen.
"Intensifikasi ini sudah dimulai sejak akhir November 2020," ujar Penny.