Page 7 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 7
Judul : Jelang Natal dan Tahun Baru, BPOM Amankan 60.656
Produk Kedaluwarsa
Nama Media : liputan6.com
Tanggal : 23 Desember 2020
Halaman/URL : https://www.liputan6.com/health/read/4440704/jelang-natal-
dan-tahun-baru-bpom-amankan-60656-produk-kedaluwarsa
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) melakukan
intensifikasi pengawasan pangan di
seluruh wilayah Indonesia jelang Natal
2020 dan Tahun Baru 2021.
Intensifikasi pengawasan merupakan
bentuk pengawasan post-market yang
dilakukan untuk melengkapi pengawasan
rutin Badan POM, di samping kegiatan operasi/pengawasan dengan target khusus.
Intensifikasi ini sekaligus untuk mengantisipasi potensi bahaya produk pangan Tidak
Memenuhi Ketentuan (TMK) yang cenderung meningkat pada hari-hari besar,
sebagai akibat meningkatnya permintaan (demand) dan persediaan (supply)
kebutuhan pangan.
Pengawasan ini dilakukan oleh 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Kantor Badan
POM di kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pengawasan berfokus pada pangan
olahan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak.
“Intensifikasi ini sudah dimulai sejak akhir November 2020,” ungkap Kepala Badan
POM RI, Penny K. Lukito dalam konferensi pers daring, Rabu (23/12/2020).
Dalam intensifikasi pengawasan tahun ini, Badan POM memeriksa 2.687 sarana
distribusi pangan, berupa importir, distributor, grosir, dan ritel. Hasilnya, 982 (36,55
persen) sarana distribusi dinyatakan tidak memenuhi ketentuan.
Pelanggaran yang ditemukan didominasi oleh pangan kedaluwarsa yaitu sebanyak
60.656 kemasan (63,07 persen). Diikuti dengan pangan ilegal sebanyak 31.316
kemasan (32,56 persen) dan pangan rusak sebanyak 4.201 kemasan (4,37 persen).
Berdasarkan lokasi temuan, pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Baubau
(Sulawesi Tenggara), Bengkulu, Sofifi (Maluku Utara), Manggarai Barat (Nusa
Tenggara Timur), dan Banda Aceh.
Sedangkan, pangan ilegal banyak ditemukan di Baubau, Surakarta (Jawa Tengah),
Tangerang (Jawa Barat), Bengkulu, dan Tarakan (Kalimantan Utara). Sementara
pangan rusak banyak ditemukan di Kendari (Sulawesi Tenggara), Baubau, Manado
(Sulawesi Utara), Sorong (Papua Barat), dan Sofifi.