Page 102 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 102
Judul : Kepala BPOM: Dua Opsi Indonesia Kembangan Vaksin Covid-19
Nama Media : ngopibareng.id
Tanggal : 2 September 2020
Halaman/URL : https://www.ngopibareng.id/timeline/indonesia-gandeng-
negara-lain-untuk-pengembangan-vaksin-covid-19-264665
Tipe Media : Online
Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) Penny K Lukito
mengatakan Indonesia saat ini memiliki 2
opsi dalam mengembangkan vaksin
Covid-19. Dengan opsi itu, diharapkan
bisa mengantisipasi persoalan pandemi
Covid-19 saat ini.
Opsi pertama mengembangkan vaksin
Merah Putih yang dikembangkan
Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga
Biologi Molekuler Eijkman.
Pihaknya telah membuat roadmap tahapan pengembangan vaksin yang diperlukan
untuk memenuhi persyaratan data praklinik, klinik dan mutu dari vaksin yang akan
dibuat.
"Vaksin ini, tahapan pengembangannya sesuai dengan waktu yang sudah
direncanakan dengan percepatan tentunya, dan segera memenuhi kebutuhan untuk
program nasional," kata Penny Lukito dalam keterangan tertulis
diterima Ngopibareng.id, Rabu 2 September 2020.
Opsi kedua, mengembangkan kerja sama internasional. Kerja sama yang pertama
yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma,
lalu kerja sama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni
Emirat Arab.
Selain itu, kerja sama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma. Selain itu juga
komunikasi dengan negara lain untuk tahap-tahap pengembangan selanjutnya.
"Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, sudah
dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas
Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang," tuturnya.
Saat ini, sudah ada 1.800 sukarelawan yang telah mendaftar, dan hingga akhir
Agustus 2020 terdapat sekitar 500 orang direktur dan sudah mendapat tahap
penyuntikan.
BPOM mengawal mulai pemberian persetujuan protokol uji klinis, pelaksanaannya
dan evaluasi hasil uji klinis untuk situasi darurat, serta persiapan sarana produksi di

