Page 230 - Keterangan Pers Kepala Badan POM dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta
P. 230
Judul : Pengembangan Vaksin Merah Putih Baru Jalan 40 Persen
Nama Media : jawapos.com
Tanggal : 2 September 2020
Halaman/URL :
https://www.jawapos.com/nasional/02/09/2020/pengembangan-
vaksin-merah-putih-baru-jalan-40-persen/
Tipe Media : Online
JawaPos.com – Indonesia tak mau
hanya bersandar pada vaksin bikinan
asing. Karena itu, pembuatan vaksin
dalam negeri yang diberi nama vaksin
Merah Putih terus dikebut. Meski
demikian, hingga kini
pengembangannya baru mencapai 40
persen. Padahal, vaksin yang
didatangkan dari Sinovac sudah
memasuki uji klinis fase ketiga.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan Covid-19 Kementerian Riset dan
Teknologi Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, pengembangan vaksin Merah Putih
dilakukan lembaga Eijkman. Ghufron menekankan, pengembangan vaksin dalam
negeri tersebut sangat penting. Sebab, Indonesia harus bisa mencapai kemandirian
vaksin Covid-19. Apalagi, jumlah penduduknya begitu besar.
Nanti, ketika sudah rampung dan bisa diproduksi masal, vaksin itu diberikan kepada
masyarakat. Merujuk ketentuan World Health Organization (WHO), untuk
mendapatkan kekebalan tertentu pada masa pandemi, minimal 70 persen warga di
satu negara harus diberi vaksin.
Untuk memenuhi target tersebut, vaksin Merah Putih yang akan diproduksi masal
pada 2022 itu bisa mengambil bagian 50 persen dari kebutuhan. Sebab, tahun
depan setidaknya ada 260 juta vaksin hasil kerja sama Bio Farma dan Sinovac.
Vaksin itu diberikan kepada 130 juta orang yang masing-masing harus mendapatkan
dua dosis. ’’Kami berharap 50 persen akan disuntik vaksin Merah Putih,‖ tuturnya.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan progres
pengembangan vaksin Merah Putih. Pihaknya sudah melakukan kloning dari gen
virus di Indonesia. Kemudian, sudah dimasukkan ke sistem ekspresi. ‖Kami sedang
menunggu ekspresi dari protein tersebut dalam bentuk antigen protein rekombinan
itu,‖ ujarnya. Diharapkan, ketika hasil keluar, 2–3 bulan mendatang vaksin itu bisa
diujikan pada hewan.
Jika proses uji pada hewan berjalan baik, bibit vaksin diserahkan ke Bio Farma pada
Februari sampai Maret 2021. Selanjutnya, bibit vaksin diproses Bio Farma untuk
dilakukan uji klinis fase I, II, dan III.

