Page 62 - Refleksi Akhir Tahun 2019 dan Outlook 2020
P. 62
registrasi obat tradisional dan suplemen kesehatan untuk ekspor hanya 3 HK dari
semula 30 HK.
Di bidang perizinan pangan olahan, Badan POM juga melakukan berbagai inovasi
percepatan perizinan. Berdasarkan kajian berbasis risiko, produk pangan risiko
rendah dan sangat rendah dapat diproses melalui notifikasi tanpa mempersyaratkan
hasil analisa. “Hasil kajian berbasis risiko dengan penerapan tanda tangan elektronik
(TTE) memangkas timeline registrasi notifikasi dari 10 HK menjadi 5 HK,” tutur Kepala
Badan POM.
Selain dukungan kemudahan berusaha untuk produksi dan distribusi produk Obat dan
Makanan dalam negeri, Badan POM melakukan deregulasi untuk mempermudah
ekspor produk Obat dan Makanan. Timeline yang lebih singkat diberlakukan untuk
penerbitan dokumen rekomendasi maupun nomor izin edar produk Obat dan Makanan
yang akan diekspor.
Kepala Badan POM menuturkan bahwa berdasarkan data penerbitan Surat
Keterangan Ekspor (SKE) di bidang obat oleh Badan POM pada 2019, produk obat
asal Indonesia telah diekspor ke 48 negara. “Jumlah produk yang diekspor sebanyak
1.001 produk yang dihasilkan oleh 58 industri farmasi di Indonesia,” pungkasnya.