Page 63 - Refleksi Akhir Tahun 2019 dan Outlook 2020
P. 63
Judul : BPOM Dorong Percepatan Perizinan Obat dan Makanan
Nama Media : rri.co.id
Tanggal : 19 Desember 2019
Halaman/URL:http://rri.co.id/post/berita/760857/nasional/bpom_dorong_percepatan_
perizinan_obat_dan_makanan.html
Tipe Media : Online
KBRN, Jakarta : Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) RI
menyebut Indonesia mempunyai
potensi pengembangan obat
tradisional dan makanan, namun
masih mendapat permasalahan di
perizinan. Dalam acara Refleksi
akhir Tahun 2019 dan Outlook 2020,
Kepala BPOM, Penny K
Lukito meminta percepatan
perizinan di bidang obat dan
makanan untuk mendorong
peningkatan investasi dan ekspor.
Penny K Lukito menyatakan pihaknya akan melakukan percepatan deregulasi
perizinan yang menyulitkan produsen obat atau jamu tradisional. Dengan deregulasi
perizinan, maka investasi dan ekspor obat tradisonal, kosmetik dan makanan
minuman dapat ditingkatkan. Menurutnya hal ini akan meningkatkan daya saing
bangsa di tingkat global di tengah persaingan produk produk obat, kosmetik dan
pangan di dunia.
"Percepatan deregulasi barulah kita dapat mencapai target kita, menambah investasi,
memberikan daya saing yang lebih dunia industri dalam hal ini obat tradisional,
kosmetik, dan pangan, terutama di bidang obat tradisional," ungkap Penny K Lukito di
Hotel Fairmonth, Jakarta, pada Kamis (19/12/2019).
Penny K Lukito menambahkan, BPOM RI melalui Kedeputian bidang Obat Tradisional
telah melakukan sertifikasi terhadap sejumlah produk produk obat tradisional, untuk
memastikan kualitas dan fungsi kandungan obat sesuai kemasan. BPOM RI
melakukan inovasi simplikasi proses bisnis dan penggunaan teknologi informasi/
digitalisasi untuk mempercepat perizinan obat dan makanan.
"Izin edar yang sudah kita berikan sangat menurun sekali janjinya, pencapaian dari
izin sudah membaik untuk mendukung Kedeputian Obat Tradisional, realisasi
pencapaian sertifikasi sudah cukup baik," kata Penny K Lukito.