Page 19 - MONITORING ISU 01 - 05 AGUSTUS 2022
P. 19
Isu 3
Genting, Pengawalan
Akuntabilitas Vaksinasi
PMK Penting.
Kronologis 1
(26/7) Koordinator Tim Pakar dan Penanganan Penyakit PMK, Prof.
Wiku Adisasmito menjabarkan, hanya Jawa Tengah yang seluruh
kabupaten/kotanya telah membentuk Satgas PMK. Kemudian diikuti
oleh provinsi Aceh, Kepulauan Riau, Jambi, Jawa Timur, Bali, dan Nusa
Tenggara Barat, yang sebagian kabupaten/kotanya telah membentuk
Satgas PMK, Wiku menuturkan masih ada wilayah-wilayah yang tercatat
memiliki kasus PMK yang belum sepenuhnya membentuk Satgas PMK,
baik ditingkat provinsi atau kabupaten/kota seperti Sumatera Utara,
Lampung, Kalimantan Barat, Banten, dan Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). Padahal wilayah tersebut merupakan zona merah PMK. Kemudian,
terdapat wilayah-wilayah terdampak kasus PMK yang belum sama sekali
membentuk Satgas PMK daerah, seperti Sumatera Barat dan
Kalimantan Tengah yang termasuk zona merah, Kalimantan Selatan,
Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan yang termasuk zona kuning.
(27/7) Koordinator Substansi Zoonosis Direktorat Kesehatan
Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian Tjahjani Widiastuti
menjelaskan, Kementerian Pertanian menyiapkan vaksin untuk
menangani penyakit mulut dan kuku (PMK) yang diproduksi di dalam
negeri oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Kementan diperkirakan
pada akhir Agustus 2022.
(27/7) Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI)
menerima banyak keluhan dari peternak mengenai terbatasnya
ketersediaan vaksin PMK di lapangan. Padahal peminat vaksinasi PMK
sangat luar biasa. Dewan Pakar PPSKI Rochadi Tawaf Rochadi
mengatakan, saat ini justru asosiasi-asosiasi peternak didorong untuk
melakukan vaksinasi PMK mandiri berbayar, karena di lapangan stok
kosong. Rochadi meminta pemerintah mempermudah prosedur dan
SOP yang membumi, agar tidak membingungkan peternak terkait
vaksinasi PMK. Menurutnya, untuk peternak besar tentu tidak akan
keberatan jika diberikan tawaran vaksin PMK mandiri berbayar. Namun
untuk peternak rakyat pasti akan menagih vaksin gratis yang dijanjikan
pemerintah.
(27/7) Anggota Komisi Bidang Pertanian DPR RI, Johan Rosihan
menyayangkan belum adanya validitas data hewan ternak yang akan
divaksin PMK. Menurutnya, hal tersebut dipicu adanya dualisme
penanganan PMK di lapangan. Ia menilai pemerintah tidak menangani
persoalan PMK secara serius. Buktinya, kata dia, program vaksinasi PMK
di daerah cukup lamban sebagaimana telatnya pengambilan keputusan
status PMK sebagai sebuah wabah nasional.