Page 40 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 40

25


                            2.3.3  Sistem  Kemasyarakatan


                                Sistem kemasyarakatan orang Sunda banyak dipengaruhi oleh adat
                            secara  turun  temurun  dan  oleh  agama  Islam  yang  telah  lama  dipeluk
                            (sejak  abad  ke-16  Masehi).  Dalam  soal  perkawinan  misalnya  di
                            Pasundan dilaksanakan baik secara adat maupun  secara agama  Islam.
                            Dalam  menyelenggarakan  perkawinan  itu  terdapat  upacara-upacara
                            adat  yang  bercampur  dengan  unsur  agama.
                               Orang  Sunda  memandang  perkawinan  sebagai  peristiwa  penting
                           dalam kehidupan seseorang.  Umur yang paling baik menurut anggapan
                            orang  Sunda  untuk  melaksanakan  perkawinan  ialah  antara  16  sampai
                           20  tahun.   Mereka  berpendapat,  bahwa  perkawinan  itu  sakral  (suci)
                           dan merupakan proses inisiasi dari siklus kehidupan manusia,  di mana
                           seseorang  yang  berada  dalam  fase  kehidupan  remaja  meningkat
                           kepada  fase  kehidupan  dewasa.  Seorang  yang  akan  melaksanakan
                           perkawinan tentu mendapat perhatian dari masyarakat lingkungannya,
                           lebih-lebih  dari keluarganya sendiri.  Perkawinan bukan lagi dianggap
                           sebagai  ikatan antara  dua individu yang  berlawanan jenis,  akan tetapi
                           merupakan  ikatan  an tara  dua  kel uarga  suam i  istri.
                               Bentuk terpenting dari keluarga Sunda adalah keluarga batih yang
                           terdiri dari suam i isteri dan anak-anak yang diperoleh dari perkawinan
                           maupun  dengan  diadopsi  (anak  angkat).  Hubungan  antara  sesama
                           anggota  keluarga  batih  ini  sangat  erat.  Biasanya  terdapat  pula  di
                           dalamnya  mertua  atau  saudara-saudara  yang  lain  dari  pihak  istri
                           maupun  suami.  Keluarga  batih  merupakan  tempat  yang  paling  aman
                           bagi anggota-angotanya di tengah-tengah hubungan kekerabatan yang
                           lebih  besar  dan  di  tengah-tengah  masyarakat.
                               Di samping keluarga batih, terdapat pula kelompok kerabat sekitar
                           keluarga  batih  itu  yang  masih  sadar  akan  hubungan  kekerabatannya.
                           sehingga  sering  diundang  pada  perayaan-perayaan,  penting  seperti
                           pada  waktu  sunatan  atau  perkawinan.   Kelompok  ini  disebut
                           "Golongan".  (2 I .3 12).
                               Pada  lapisan  yang  lebih  tinggi  dalam  masyarakat  Sunda,  warga
                           dari  suatu  golongan  biasanya terpencar  di  berbagai  daerah  atau  kota.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45