Page 37 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 37

22


                               perairan  bandar Jakarta.  Kapal-kapal itu  memuat  150  binatang ternak.
                                120  karung  beras.  I 0.000  ikat  padi,  26.000  buah  kelapa,  5.900  ikat
                               gula  tebu  dan  ditumpangi  oleh  tidak  kurang  dari  900  orang.
                                   Serangan  pertama  gagal.  Serangan  kedua  yang  dipimpin  oleh
                               Tumenggung  Sura  Agui-Agul  pun  tidak  berhasil.  karena  dilanda
                               musim penghujan. Serangan ketiga kalinya mengurung dan menyerang
                                                                                             -
                               Batavia  pada  tahun  1629,  tetapi  armada  kompeni  berhasi1
                               me m  b inasakan  seluruh  persediaan  makanan  tentara  Mataram
                               disepanjang  pantai  utara  Jawa  Barat,  yakni  Tegal  dan  Cirebon.
                               sehingga tentara  Mataram  mengalami  kelaparan  yang menggagalkan
                               serangan  mereka.

                                   Sultan  Agung  bermaksud  memperbaiki  siasat  penyerangan.
                               memilih  cara  lain  yakni  dengan  meningkatkan  produksi  pertanian
                               (pangan)  di  daerah  yang  berdekatan  dengan  Batavia.  Untuk  itu  ia
                               memindahkan 2.000  orang, koloni  cacah  dari daerah Surabaya (telah
                               dilakukan  pada  1624)  kedaerah  Karawang  dan  daerah-daerah  lain
                               sepanjang sungai Citarum.  Gerakan Karawang, penduduk ini dipimpin
                               oleh  Bupati  Wirasaba,  Tumenggung  Wirasaba.  Penduduk  pendatang
                               inilah  yang  kelak  merubah  tradisi  ladang  yang  telah  lama  berlaku  di
                               daerah-daerah  tersebut  menjadi  tradisi  sawah  sebagaimana  yang
                               berlaku  di  Jawa.
                                   Pada  mulanya  di  Priangan  hanya  ada  dua  daerah  yang  berdiri
                               sendiri   yakni  Sumedang  dan  Galuh.  Setelah  Mataram  memasuki
                               daerah  ini  dibentuk  kabupaten.  kabupaten  Bandung  Parakanmuncang
                               dan  Sukapura.  Kabupaten  Sumedang  paling  luas  wilayahnya.   Di
                               wilayah  ini  para  bupati sepenuhnya  memegang tampuk  pemerintahan
                               di  daerahnya  masing-masing  dan  keturunan-keturunan  bupati  diakui
                               sebagai  kelas  terhormat
                                   Sejak  awal abad  ke-20.  kedatangan  bangsa  Eropa  (Barat)  banyak
                               merubah  kehidupan  sosial  dan  kebudayaan  penduduk  di  daerah
                               Priangan.  Perubahan-perubahan dalam bidang sosial  disebabkan oleh
                               jumlah   pendatang  bangsa  Eropa  di  kota-kota  Priangan  antara  lain
                               kota Bandung semakin be11ambah.  Jumlah penduduk keturunan Eropa
                               di  Jakarta  menurut  perhitungan  tahun  1930  misalnya  ada  7.15%-nya
                               dari penduduk  Jakarta  seluruhnya.  sedang  di Bandung  ada  I  1,8%-nya
                               dari  seluruh  penduduk  Bandung  waktu  itu.
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42