Page 33 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 33
18
Roda dua masih merupakan faktor utama yang membantu penduduk
desa pergi ke kota a tau sebal iknya.
Mereka yang berasal dari desa ke kota karena kesulitan
memperoleh tempat tinggal yang tetap (untuk beberapa larna) karena
kepentingan pekerjaan, dagang atau keperluan lain, terpaksa
menempuh cara bepergian pulang balik dari desa ke kota. Mereka ini
biasanya tidak tercatat sebagai penduduk pendatang bagi kota-kota
yang bersangkutan.
Di Jawa Barat, frekuensi mobilitas yang tinggi terjadi antara kota
�ota seperti Bogor, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Tasikmalaya ,
Karawang, Purwakarta, Ciamis sampai Cirebon dengan ibu kota
Jakarta. Mobilitas penduduk berkembang karena adanya kepentingan
kepentingan yang menurut prioritasnya adalah melakukan usaha
dagang, mencari pekerjaan, melanjutkan sekolah. dan urusan keluarga.
Sampai kini, pola mobilitas penduduk Jawa Barat dari desa ke
kota dan dari kota keci I Ke kota besar menunjukkan adanya dua
motivasi kepergian yakni kepergian untuk sementara, dan kepergian
untuk pindah tempat tinggal.
Data tentang jumlah penduduk untuk masing-masing jenis
kepergian itu sampai sekarang belum terkumpul, sehingga gambaran
tentang penduduk di Jawa Barat sampai kini belum lengkap.
Pada umumnya penduduk desa pergi ke tempat pekerjaan di
kotak-kota, sementara tempat tinggal tetap di desa. Ada memang
penduduk dalam JU11lt..!i1 ::-ang tidak besar meninggalkan kota tempat
tinggal mereka pergi ke daerah pedesaan di luar kota untuk bekerja di
perusahaan-perusahaan industri, sementara mereka masih bertempat
tinggal di kota. Di samping ada yang tidak kembali ke desanya pada
sore hari, karena harus tinggal di kota untuk selama tiga atau
empat hari.
2.2.4 Pola Penyebaran
Penyebaran penduduk di Jawa Barat dapat dikatakan tidak merata.
Penyebaran penduduk antara daerah pedesaan dan kota-kota atau
penyebaran penduduk antara kota-kota kabupaten tidak merata.