Page 32 - Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat ( PDFDrive )
P. 32

17


                                 Pada  zaman  Batu  Tengah  (Mesolitikum),  bentuk bumi Jawa  Barat
                             tidak mcngalami lagi goncangan-goncangan dan perubahan-perubahan
                            yang  bcsar.  sehingga  manusia-manusia  yang  hidup  pada  masa  itu
                            sudah  menunjukan  ciri-ciri  antara  lain  :  Hidup  rnenetap:  dan  sudah
                            dapat  membuat  alat-alat  batu  jenis  microlith  dan  serpih  yang  dibuat
                            dari  bahan  batu  obsidian.  Diduga,  pada  zaman  itu  mereka  sudah
                            menempati  pinggir-pinggir  danau,  hidup  dengan  berburu  dan
                            menangkap ikan.

                                Teori  von  Koenigswald  tentang  danau  Bandung  sebagai  danau
                            pre   historis  menyebutkan  bahaya  manusia-manusia  yang
                            berkebudayaan  Mesolitikurn  pernah  menghuni  tempat-ternpat  di
                            sekitar  Bandung seperti  Dago,  Ujung berung,  Cililin,  Padalarang.  Hal
                            itu  dibuktikan  dengan  ditemukannya  di  tempat-ternpat  tersebut  yang
                            diduga  sebagai  bekas tepi  Danau  Bandung.

                                Masyarakat  Neolitik  yang  kemudian  berkernbang  dan  mendiami
                            pinggiran  danau  Bandung  sampai  sekarang  dianggap  sebagai  cikal
                            bakal  masyarakat  Suku  bangsa  Sunda  yang  mendiami  wilayah
                            Priangan.  (29.3 I).  Sebuah dongeng  Sunda yang  mengisahkan tentang
                            terjadinya  danau  Bandung dan  Gunung  Tangkuban  Perahu  di sebelah
                            utara  Bandung  ialah  dongeng  Sangkuriang  yang  sudah  dikenal  oleh
                            masyarakat  Sunda.


                            2.2.3  Mobilitas
                                Pola mobilitas penduduk di daerah-daerah pedesaan dan perkotaan
                            di  Jawa  Barat berbeda-beda.  Data  yang pasti mengenai hal  itu  belum
                            tersedia.  Di desa-desa yang yang termasuk ke dalam wilayah perkotaan
                            terutama  kota  besar  seperti  Bandung.  data  statistik  pada  umumnya
                            menunjukan,  balrwa jumlah  penduduk  pendatang  ke  daerah  ini  selalu
                            lebih besar dibandingkan denganjumlah penduduk yang meninggalkan
                            desa-desa  itu.

                                Mobilitas  dimungkinkan  oleh  prasaran  dan  alat  angkut  yang
                            mencukupi,  keadaan tahun  1981. dengan berkembangnya alat angkut
                            pedesan  dan  alat  angkut  kota  seperti  bus  kota,  taxi  dan  kendaraan
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37