Page 247 - MZ004 Sejarah Dunia Yang Disembunyikan
P. 247
JONATHAN BLACK
Sebelum kemajuan yang dibuat oleh New Chronology karya
David Rohl, telah dipercaya bahwa Solomon, jika ia memang benar
tokoh sejarah, hidup pada Zaman Besi. Ini masalah besar karena
arkeolog bisa menemukan dalam sisa-sisa dari zaman itu dan tidak
menemukan bukti kemakmuran dan proyek pembangunan yang
selalu disebutkan membuat Solomon terkenal. Menempatkan
kembali Solomon pada Zaman Perunggu telah membuktikan cocok
dengan sempurna. Sisa-sisa arsitektur bergaya Phoenician, yang
mungkin telah dibangun oleh Hiram, telah digali pada tingkat yang
tepat.
Sosok Solomon bercahaya dalam khayalan populer sebagai per-
wujudan dari segala keagungan raja dan kearifannya—dan dalam
tradisi rahasia, sebagai pengendali magis iblis-iblis. Dalam tradisi
rahasia Freemasonry—seperti yang kita ketahui dari sebuah pidato
oleh Chevalier Michael Ramsay pada 1736—Solomon mencatat
pengetahuan tentang magisnya dalam sebuah buku rahasia, yang
kemudian diletakkan dalam dasar kuil kedua di Yerusalem.
Dalam cerita rakyat Yahudi, pemerintahan Solomon sangat
baik sehinga perak dan emas menjadi begitu biasa seperti batu di
jalan. Namun, karena orang-orang Yahudi tidak mempunyai tradisi
membangun kuil pada waktu itu, mereka adalah orang-orang
nomaden, Solomon memilih untuk mempekerjakan Hiram Abif,
seorang arsitek Phonecia. Jika gedung-gedung itu tampak pada bukti
pengukuran dalam Perjanjian Lama, tidak lebih besar daripada gereja
paroki, tetapi demikian gedung itu penuh sesak dengan hiasan-
hiasan yang mengagumkan tak tertandingi.
Pada bagian tengahnya Yang Mahasuci, dilapisi dengan sepuhan
emas dan bertatahkan perhiasan. Ia dirancang untuk mengisi Bahtera
Perjanjian, mengisi tablet-tablet Musa. Cherubim, yang sayapnya
terkembang melindungi di atasnya, seperti yang telah kita lihat,
mewakili bintang-bintang dari sabuk zodiak. Di sudut altar berdiri
empat tanduk, mewakili bulan, dan sebuah tempat lilin dari emas
dengan tujuh lampu—tentu saja, mewakili matahari, bulan, dan lima
planet besar. Pilar-pilar Jakim dan Boaz mengukur denyut kosmos.
Mereka ditempatkan di situ untuk menandai titik paling jauh dari
terbitnya matahari pada waktu ekuinoks, dan menurut sejarawan
236
pustaka-indo.blogspot.com