Page 15 - Flip Book Fermentasi Nusantara: Bioteknologi Tradisional di Ranah Minang_Kelompok 5
P. 15

3. ikan pado

















                                              Pado  adalah  produk  fermentasi  ikan  yang  berasal  dari
                                              Sumatera  Barat,  terbuat  dari  ikan  laut  mentah  yang
                                              dicampur dengan biji kluwek/kepayang, beberapa daerah
                                              di  Sumatera  Barat  dikenal  dengan  nama  simauang
                                              (Pangium  edule  Reinw)  dan  sisa  kelapa.  Semua  bahan  ini
                                              disimpan  secara  tertutup  dan  dibiarkan  selama  3-5  hari
                                              sebelum siap untuk dikonsumsi atau dijual. Ikan laut yang
                                              digunakan  untuk  membuat  makanan  ini  terdiri  dari  ikan
                                              kembung  (Rostrelliger  faughni),  ikan  Lemuru  atau
                                              Sardinella   Tutul   (Ambligaster     sirm),   ikan   Tenggiri
                                              (Rastrelliger  brachysoma),  dan  ikan  Kwe  atau  Yellowtail
                                              Scad  (Atule  sp.  A).  Saat  ini,  Pado  bisa  ditemukan  di
                                              berbagai  tempat  di  Kabupaten  Agam,  Sumatera  Barat,
                                              terutama di daerah Lubuk Basung dan Maninjau. Produk ini
                                              banyak tersedia di pasar tradisional yang ada di Bukittinggi
                                              dan Lubuk Basung serta di sekitar Kabupaten Maninjau dan
                                              Sungai Limau (Hasbullah et. al., 2016).



                                              Dalam pembuatan Pado menggunakan biji Simauang atau
                                              Pangi dan ampas kelapa, hasil kajian ilmiah beberapa ahli
                                              menjelaskan  bahwa  penggunaan  daging  buah  Pangi
                                              sebagai  pengawet  karena  kandungan  kimianya  yang
                                              beragam      yang     berkaitan     dengan      pengendalian
                                              perkembangbiakan  bakteri  pada  ikan  dan  daging,  yaitu
                                              asam  sianida,  tanin,  dan  senyawa  lainnya  dapat
                                              memberikan  efek  jangka  panjang  pada  ikan  dan  daging.
                                              Selain  itu,  daging  buah  kelapa  juga  mengandung  asam
                                              amino  esensial  yang  kaya  akan  nilai  gizi  dan  bermanfaat
                                              bagi  kesehatan.  Selain  itu,  protein  dalam  daging  kelapa
                                              dibandingkan dengan kacang-kacangan, lebih sehat dalam
                                              hal  asam  amino  isoleusin,  leusin,  lisin,  treonin,  dan  valin
                                              (Jannah dkk., 2022).











                                                                                                       12
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20