Page 55 - (1) E-MODUL IKATAN KIMIA
P. 55
-
Atom F memiliki muatan parsial negatif ( ), yang berarti ujung F sebagian lebih negatif
+
dibandingkan ujung H. Sementara itu, atom H memiliki muatan parsial positif ( ),
sehingga ujung H sebagian lebih positif dibanding ujung F.
Panah dengan kepala mengarah ke ujung negatif F dan ekor bersilangan menyerupai
tanda positif menunjukkan ujung positif H.
• Karena HF adalah molekul diatomik, geometri molekulnya linear. Momen ikatan HF
jelas tidak saling meniadakan, sehingga molekul ini memiliki momen dipol (μ), yaitu
1,92 yang berarti μ ≠ 0. Artinya, molekul HF adalah polar.
*Untuk mengetahui nilai momen dipol (μ) suatu molekul dapat dilihat pada Tabel 4.2.
❖ H2S (menekuk)
• Elektronegativitas atom H adalah 2,1, sedangkan S adalah 2,5. Perbedaan
keelektronegatifan (∆EN) dihitung sebagai:
∆EN = 2,5 – 2,1 = 0,4
Karena ∆EN 0,4 berada dalam kisaran perbedaan keelektronegatifan untuk ikatan
kovalen polar (0,3 – 2,0) maka ikatan antara H–S berdasarkan nilai ∆EN adalah ikatan
kovalen polar.
• Dalam molekul H2S (menekuk) -
+
+
-
Atom S memiliki muatan parsial negatif ( ), yang berarti S sebagian lebih negatif
+
dibandingkan ujung H. Sementara itu, atom H memiliki muatan parsial positif ( ),
sehingga ujung H sebagian lebih positif dibanding S.
Panah dengan kepala mengarah ke ujung negatif S dan ekor bersilangan menyerupai
tanda positif menunjukkan ujung positif H.
• Molekul H2S tidak simetris. Momen ikatan tidak
Momen Dipol saling meniadakan
Ikatan Kimia | 53