Page 47 - E-Modul Sistem Pencernaan
P. 47

maksimal,  kondisi  rumen  harus  memiliki  pH  berkisar  antara  5,5-7,2  dan  suhu
                          antara 38°- 41°C (Owens dan Goetsch, 1988).

                                 Pemecahan  komponen  serat  sangat  tergantung  pada  aktivitas  enzimatis
                          mikroba rumen dan sifat degradabilitas komponen serat tersebut. Aktivitas mikroba
                          rumen  di  pengaruhi  kadar  protein  kasar,  karbohidrat  mudah  larut,  dan  kadar

                          mineral dalam ransum (Arora, 1995).
                       4)  Omasum

                                 Omasum  merupakan  lambung  ketiga  dari  ternak  ruminansia  yang
                          permukaannya terdiri atas lipatan-lipatan (fold), sehingga nampak berlapis-lapis,
                          tersusun seperti halaman buku, sehingga sering dinamakan juga ”perut buku” atau

                          manyplies  (Sutardi,  1980).  Lipatan-lipatan  (fold)  pada  permukaan  omasum
                          tersebut dapat menambah luas permukaan omasum (Arora, 1995).

                                 Dalam  proses  pencernaan,  omasum  berfungsi  dalam  membantu
                          memperkecil  ukuran  partikel  pakan  dan  berpengaruh  pada  pengendalian  aliran

                          ingesta  ke  dalam  perut  bagian  belakang,  serta  beberapa absorpsi  nutrien  terjadi
                          dalam omasum (Churh dan Ponds, 1988).

                       5)  Abomasum
                                 Abomasum  ternak  ruminansia  sebenarnya  sama  dengan  lambung  ternak
                          non  ruminansia,  disinilah  disekresikan  cairan  lambung  oleh  sel-sel  abomasum.

                          Mukosa  abomasum  terdiri  atas  sel-sel  kelenjar  yang  menghasilkan  HCl  dan
                          pepsinogen, seperti pada mamalia lainnya. Oleh karena itu disebut dengan perut

                          sejati atau perut kelenjar. Setelah makanan masuk abomasum dan berjalan terus,
                          proses digesti dan absorpsi terjadi seperti ternak non ruminansia.

                                 Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan pakan secara
                          kimiawi,  karena  adanya  sekresi  getah  lambung  (Arora,1995).  Jadi,  abomasum

                          dipercaya mempunyai  fungsi sebagai  tempat  pencernaan  pakan  oleh  enzim  dan
                          penyerapan nutrien (Church dan Ponds, 1988). Abomasum, usus halus (duodenum,
                          jejenum  dan  ileum),  usus  besar  (caecum  dan  colon)  dan  rektum  adalah  saluran

                          pencernaan bagian belakang (Frandson, 1992).



                                                             46
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52