Page 44 - E-Modul Sistem Pencernaan
P. 44

c.  Sistem Pencernaan Ruminansia
                          1) Mulut dan Esofagus

                                 Pencernaan  merupakan  perubahan  fisik  dan   kimia yang dialami oleh bahan
                          makanan  dalam  organ  pencernaan. Perubahan  tersebut  dapat  berupa  penghalusan
                          makanan menjadi butir-butir atau partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi

                          molekul kecil. Pengertian pencernaan dimulai dengan penempatan makanan di dalam
                          mulut di mana terdapat pemamahan atau pelumatan dengan pengunyahan. Di dalam

                          rongga mulut ternak ruminansia terdapat tiga alat pelengkap pencernaan, yaitu gigi,
                          lidah, dan saliva.  Gigi berguna untuk memecah atau memotong bahan pakan secara
                          mekanis menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga dengan mudah dapat ditelan

                          oleh  ternak  bersangkutan.  Lidah  membantu  dalam  mengambil  makanan  dan
                          memindah-mindahkan makanan dalam rongga mulut untuk dicampur dengan saliva

                          dan atau untuk dikunyah, kemudian ditelan.
                                 Di dalam mulut juga terdapat beberapa kelenjar air liur (saliva). Kelenjar saliva

                          utama pada berbagai jenis ternak umumnya adalah kelenjar parotid yang terletak di
                          depan telinga, kelenjar mandibularis (submaksilaris) terdapat pada rahang bawah, dan

                          kelenjar sublingualis terdapat di bawah lidah. Pati dan glikogen mengalami proses
                          pencernaan  secara  enzimatis  oleh  enzim  ptialin  dari  saliva,  dan  menghasilkan

                          maltosa.  Proses pencernaan di mulut ini relatif singkat, karena makanan tidak lama
                          berada  dalam  rongga  mulut.  Organ  esofagus  ini  menghubungkan  faring  dengan
                          retikulum. Bolus bahan makanan yang dibentuk dalam rongga mulut dapat berjalan

                          melalui esofagus disebabkan karena adanya gerakan peristaltik dari otot esofagus, serta
                          adanya tekanan gaya gravitasi bumi. Gerakan peristaltik tersebut terjadi setelah proses

                          penelanan  bolus  bahan  makanan  (peristaltik  primer)  serta  akibat rangsangan bolus-
                          bolus itu sendiri terhadap otot esofagus dalam perjalanannya menuju retikulum-rumen

                          (peristaltik sekunder). Gerakan  peristaltik ini dapat berjalan kedua arah, yaitu arah
                          retikulum dan arah rongga mulut (Parakkasi, 1983).
                          2) Retikulum

                                 Ternak  ruminansia  mempunyai  lambung  majemuk  yang  terdiri  atas
                          retikulum, rumen, omasum, dan abomasum. Proses fermentasi yang intensif dan


                                                             43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49