Page 548 - RISALAH QUSYAIRIYAH
P. 548
Baimana yang engkau lihat," jawabku sambil menunjuk
barang-barant yang menjadi haknya.
"Ya Abdullah, engkau j*g* menghinaku." Dia ragu
dan rnengira saya bergurau.
"Tidak! Saya tidak bermaksud menghinamu."
Begitulah yang terjadi. Setelah itu semuanya diambil
olehnya dengan penuh kebahagiaan, sehingga tak satu pun
yang dia tinggalkan.
"Ya Allah.. jika apa yang telah saya kerjakan itu semata
mata mencari kerelaan-Mu, maka bukakanlah batu yang
menghadangkami." Batu ituterbuka lebar sehingga mereka
dapat keluar. Mereka berjalan pe€i meninggalkan tua. Fladis
ini Sahih dan telah disepakati Bukhari-Muslim.
3. URGENITAS WALI DAN KEWALIAN
Arti Wali
]ika ditanyakan, "Apa arti kata wali?" Terdapat dua kemung-
kinan dalam jawaban. Pertama, kata "wali" mengikuti wazan
' iil' sebagaimana bentuk mubalaghah (yang menunjukkan arti
fa'
berlebih'lebihan) dari kata'fan' il" seperti "' Aliim", " qadiir", darr
kata-kata lain. Dengan demikian, arti "u)ali" adalah orang yang
selalu taat tanpa mencampur aduk dengan kemaksiatan. Kedua,
kata yang berwazan 'fa'iil" diperbolehkan mempunyai arti kata
yang berwazart"maf ul" dalam kata yang sama. Seperti, "qatiil"
mempunyai artr "maqtul" (yang dibunuh) dan "jariih" (y*t
dilukai). Dengan demikian, artiwali adalah orang yang dijadikan
wali (kekasih) oleh Allah Swt. Dia dijaga dan dipelihara oleh-
Nya agar tetap konsisten dan terus menerus taat kepada-Nya.
Allah Swt. tidak menjadikan dia sebagaipenipu (pembujuk) yu.g
terperangkap dalam kekuasaan maksiat, tetapi justru selalu
memberikan pertolongan, sehingga dia menjadi orang yang selalu
taat kepada-Nya. Allah Swt. berfirman:
(rt1:;rrrlr >'HlAt $-;i
534 S<&t 7.,/t, ?la4
".eeJ

