Page 160 - Hadits-Jibril-Penjelasan-Hadits-Jibril-Memahami-Pondasi-Iman-Yang-Enam-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA
P. 160
H a d i t s J i b r i l | 143
Muhammad ibn „Abd al-Wahhab ini berasal dari daerah al-
Dar‟iyyah wilayah Najd yang di dalam hadits nabi disebutkan
bahwa dari wilayah tersebut akan muncul “Tanduk setan”
(Qarn al-Syaithan). Orang ini meninggal sekitar 200 tahun lalu.
Ia memiliki banyak sekali kesesatan yang membahayakan,
terutama dalam masalah akidah. Syekh al-Sayyid Ahmad ibn
Zaini Dahlan, mufti Mekah pada masanya, telah menulis
kitab dalam mengungkap kesesatan sekaligus sebagai
bantahan kepadanya dan kepada orang-orang yang
mengikutinya dengan judul al-Durar al-Saniyyah Fi al-Radd
„Ala al-Wahhabiyyah.
Di antara kesesatan kaum Wahabiyyah ini, mereka
mengharamkan tawassul dengan para nabi dan
mengharamkan ziarah ke makam orang-orang saleh untuk
mendapatkan berkah. Mereka menganggap bahwa para
pelakunya adalah orang-orang syirik dan orang-orang kafir.
Kaum Wahhabiyah ini kemudian mengkafirkan mayoritas
umat Islam, menghalalkan darah dan harta mereka dan
menganggap mereka sebagai orang-orang musyrik
sebagaimana kaum jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah.
Kaum Wahhabiyah ini mengharamkan membaca
shalawat kepada Rasulullah dengan suara keras setelah
dikumandangkan adzan. Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan
menyebutkan bahwa Muhammad ibn „Abd al-Wahhab telah
membunuh seorang muadzin buta yang saleh dan memiliki
suara yang indah hanya karena ia membacakan shalawat
kepada Rasulullah setelah adzan. Ibn „Abd al-Wahhab
melarang muazdin tersebut melakukan hal itu, namun
muadzin tersebut tidak mengindahkannya. Akhirnya