Page 295 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 295

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 293

                  Apa  yang  ditulis  Ibn  Arabi  ini  secara  tidak  langsung
           merupakan  bantahan  terhadap  sebagaian  sufi  gadungan  yang
           mengatakan  tidak  perlu  belajar  ilmu  syari’at;  mereka  yang
           mengatakan  “Kami  ahli  bathin  dan  mereka  [ulama  syari’ah]  ahli
           zhahir”.  Sebagian  dari  kelompok  sufi  semacam  ini  terkadang
           mengambil  dalil  dengan  disalahpahami  dari  firman  Allah:  (Dan
           bertakwalah kalian, maka Allah akan mengajari kalian) QS. Al-Baqarah:
           282.  Terkadang  sebagian  mereka  mendasarkannya  kepada  kisah
           Nabi  Musa  dan  nabi  Khadlir.  Kesimpulan  mereka  bahwa  yang
           diperintahkan  pertama-tama  sesuai  kandungan  ayat  ini  adalah
           bertakwa,  tidak  diharuskan  belajar  ilmu-ilmu  syari’at.  menurut
           mereka dengan bertakwa itulah seseorang akan mendapatkan ilmu-
           ilmu yang disebut dengan al-‘Ilm al-Ladunni.
                  Pemahaman  sebagian  pengaku  sufi  semacam  ini  jelas
           bertentangan  dengan  ajaran  Rasulullah.  Sebab  seorang  wali  Allah
           sampai  kepada  derajat  apapun  yang  ia  raih  adalah  dihasilkan
           karena  konsistensinya  dalam  memegang  teguh  ajaran  Rasulullah.
           Dan  ajaran-ajaran  Rasulullah  tersebut  hanya  diperoleh  dengan
           belajar kepada para ahlinya, yang dalam hal ini para ulama. Karena
           itu kita dapati banyak teks-teks syari’ah yang memerintahkan untuk
           mencari  ilmu,  baik  dari  ayat-ayat  al-Qur’an  maupun  hadits-hadits
           nabi. Kemudian nilai ketakwaan yang menjadi citra sejati dalam diri
           seorang muslim hanya dapat diraih dengan mengetahui ilmu-ilmu
           syari’at  dan  mengamalkannya.  Seorang  yang  tidak  mengetahui
           tatacara  shalat  yang  benar,  atau  bahkan  tidak  shalat,  tidak  puasa
           atau  amal  ibadah  wajib  lainnya,  maka  orang  tersebut  tidak  akan
           sampai kepada derajat takwa, sekalipun ia banyak melakukan dzikir
           dalam komunitas-komunitas tarekat.
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300