Page 540 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 540

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 538

           Kedua;  Sadar  bahwa  dirinya  tidak  akan  pernah  mengetahui  apa
           yang akan menimpanya dari berbagai kejadian dari satu waktu ke
           waktu lainnya. Ketiga; Merasa khawatir terhadap setiap akibat dari
           perbuatan yang akan ia lakukannya”      478 .
                  Juga  berkata:  “Saya  telah  mendalami  al-Qur’an  selama  dua
           tahun hingga aku dapat membedakan antara kehidupan dunia dan
           kehidupan  akhirat.  Dan  itu  semua  aku  dapatkan  dalam  firman
           Allah:

                                                   ِ

                          ِ
                                                                           ِ
                                ِ
                                                                       ِ
                                          ِ
               ىق بَأو  ر يخ  َّ للَّا  دنع  امو  اه ت نيزو  اي نُْ دلا  ةايْ لحا  عاتمف  ءيش  نم  متيتوُأ  امو
                 َ
                              َْ
                                                     ََ ُ َ َ
                                               ْ
                                   ََ َ َُ
                                                                          ُ
                                                                  َ
                  ْ َ ٌَْ
                                                                     ْ ْ
                                                            َ
                                                                                ََ
                                           َ َ
                                                                 ْ
                                                                    )      64   :صصقلا(
               “Dan apapun yang telah diberikan kepada kalian dari sesuatu maka
               itu  adalah  kesenangan  kehidupan  dunia  dan  hiasannya,  dan  apa
               yang ada pada Allah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. al-Qashash:
               60) .
                  479

                  Diriwayatkan      bahwa      suatu    ketika   Syaqiq     ditanya,
           bagaimanakah  seorang  murid  telah  benar-benar  memilih  menjadi
           fakir (sufi) dibanding manjadi seorang yang kaya? Beliau menjawab:
           “Ialah  apa  bila  ia  telah  merasa  takut  menjadi  seorang  yang  kaya,
           sebagaimana sebelumnya ia takut menjadi orang yang fakir”.
                  Syaqiq juga berkata:

                  “Jika  seorang  alim  sudah  rakus  dan  menumpuk  harta,  maka
               kepada siapakah orang-orang bodoh hendak mencari tauladan. Jika
               seorang fakir (sufi) sudah menyenangi dunia, mencari kesenangan

                 478  Lihat as-Sulami, Thabaqât…, h. 64
                 479  Ibid, h. 65
   535   536   537   538   539   540   541   542   543   544   545