Page 4 - منشور النصف من شعبان_الإندونيسية_1442
P. 4
Jadi ayat ini menafsirkan ayat yang lain: “Tidak ada riwayat tentang shalat khusus di
malam ini dari jalur yang shahîh maupun
dla’îf, justru hadîts-hadîts seperti itu adalah
palsu dan bohong.”
D. Penjelasan bahwa Doa Tidak Akan
(٤ - ٣ :نﺎﺧﻟﺪا) Menolak Qadlâ` dan bahwa
Kehendak Allâh Azali, Tidak
Maknanya: “Sesungguhnya Kami Berubah
menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi, dan sesungguhnya Kami-lah yang Hendaklah diketahui bahwa akidah
memberi peringatan. Pada malam itu, Islâm menegaskan kehendak Allâh ta’âlâ
dijelaskan ketetapan Allâh yang penuh mencakup seluruh perbuatan dan
hikmah.” (Q.S. ad-Dukhân: 3-4) perkataan para hamba. Jadi, tidak ada
sesuatupun terjadi di alam ini kecuali
dengan kehendak, taqdîr, ilmu dan
C. Penjelasan tentang Qiyâm Malam penciptaan Allâh. Kehendak para hamba
Nishfu Sya’bân bahwa Tidak Ada mengikuti kehendak Allâh sebagaimana
Shalat Khusus dengan Jumlah Allâh berfirman:
Raka’at Tertentu
Di antara hal yang perlu diperhatikan
juga bahwa shalat seratus raka’at, lima
puluh raka’at atau dua belas raka’at dengan (٢٩ :ﺮ�ﻮﻜﻟﺘا)
cara tertentu di malam yang penuh berkah
ini tidak ada dasarnya dalam syara’ dan Maknanya: “Dan kamu tidak dapat memiliki
tidak diriwayatkan dari Nabi secara tsâbit kehendak kecuali apabila dikehendaki Allâh,
(shahîh). Hal yang dilakukan oleh seorang Tuhan semesta alam.” (Q.S. at-Takwîr: 29)
muslim yang menginginkan kebaikan dan
pahala di malam ini tidak lain adalah Jadi segala sesuatu yang masuk ke
melakukan shalat sunnah berapapun dalam keberadaan (menjadi ada setelah
raka’atnya, tanpa ada batas bilangan sebelumnya tiada) adalah dengan
raka’at tertentu atau kayfiyât dan cara kehendak Allâh, baik itu merupakan
tertentu yang khusus dengan malam itu. Al kebaikan atau keburukan, ketaatan atau
Muhaddits Syekh Abdullâh al Ghumâri kemaksiatan, kekufuran atau keimanan,
dalam kitabnya “Husn al Bayân fî Lailah an- karena tidak ada pencipta sesuatu apapun
Nishf min Sya’bân” menegaskan: kecuali Allâh .
ْ َ ْ ٌ َ َ ُ ٌ َ َ ْ َ ْ َ Kehendak Allâh adalah azali (tidak
ِ ِ ِ ِ ِ " bermula) dan abadi (tidak berpenghabisan),
ِ
ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ serta tidak berlaku padanya perubahan
ِ ٍ ِ ٍ ِ ٍ ِ (taghayyur) dan peralihan (tahawwul).
ٌ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َ Demikian pula semua sifat-sifat Allâh
ٌ
." ِ seperti ilmu dan qudrah-Nya. Jadi berubah
4