Page 46 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 46

44 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid

                  “(Tauhid Abu Jahl dan Abu Lahab) Abu Jahl dan Abu
                  Lahab dan orang-orang yang berada di atas ajaran keduanya
                  dari  kaum  Musyrikin;  mereka  semua  adalah  orang-orang
                  yang  beriman  dengan  Allah,  mentauhidkan-Nya  dari  segi
                  tauhid  Rububiyyah,  -bahwa  Dia  Allah--  sebagai  Pencipta
                  dan  Pemberi  rizki,  Maha  Menghidupkan  dan  Maha
                  Mematikan,  Yang  menciptakan  bahaya  dan  manfaat.
                  Mereka semua bukan orang-orang musyrik sedikitpun dalam
                  masalah  ini.  Maka  sangat  ajaib  dan  sangat  aneh  bila
                  kemudian  Abu  Jahl  dan  Abu  Lahab  lebih  banyak
                  mentauhidkan Allah dan lebih murni iman mereka dengan-
                  Nya dibanding orang-orang Islam yang ber-tawassul dengan
                  para  wali  dan  orang-orang  saleh,  mereka  yang  meminta
                  pertolongan dengan wasilah mereka kepada Allah. Abu Jahl
                  dan  Abu  Lahab  lebih  banyak  mentauhidkan  Allah  dan
                  lebih  murni  imannya  dibanding  mereka  orang-orang  Islam
                  yang  mengucapkan  La  Ilaha  Illallah,  Muhammad
                            15
                  Rasulullah” .
                   Salah  pemuka  Wahabi  lainnya,  bernama  Nashiruddin  al-
            Albani, dalam salah satu karyanya berjudul at-Tawassul Anwa‟uhu
            Wa Ahkamuh, menuliskan:
                 ْاللْيغبْةثاغتسلااْزييجْملاكلاْكاذ ْلوقَْيذلاْاذهفْ)ليق(
                           ْ ونيعبْبركلأاْكرشلاْيىْتيلاْةثاغتسلااْهذىْ،هذاعت


                  “Maka ini orang yang mengucapkan kata-kata demikian itu
                  (bertawassul atau istighatsah dengan para wali Allah) adalah
                  orang  yang  membolehkan  istighatsah  kepada  selain  Allah,





                     15  Muhammad Ahmad Basyamil, Kaifa Tafham at-Tauhid, h. 16
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51