Page 51 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 51
Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid | 49
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari
hamba-Mu yang laki-laki dan perempuan, jiwaku ada dalam
kekuasaan-Mu, ketetapan-Mu berlaku terhadapku,
ketetapan-Mu bagiku adalah adil. Aku memohon kepada-
Mu dengan setiap Nama yang Engkau miliki, Nama yang
Engkau namakan Dzat-Mu dengannya, atau (Nama-Mu
yang) Engkau beritahukan kepada salah seorang hamba-Mu,
atau (Nama-Mu yang) Engkau turunkan dalam kitab-Mu,
atau (Nmam-Mu) yang hanya Engkau saja yang
mengetahuinya, (Aku memohon) jadikanlah al-Qur‟an sebagai
isi dan penyemarak hatiku, penerang bagi jiwaku, pengangkat
kesedihanku dan penghilang kesusahanku”.
(Dua): Tawassul Dengan Amal Saleh. Yaitu ber-tawassul
dengan menyebutkan amal saleh yang pernah dilakukan dengan
harapan agar dikabulkan permohonannya, atau diselamatkan dari
marabahaya oleh Allah dengan sebab amal saleh tersebut.
Contohnya, -sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits-,
tawassul yang dilakukan oleh tiga orang yang terperangkap dalam
sebuah gua, kemudian setiap orang dari mereka memohon kepada
Allah agar dikeluarkan dari gua tersebut dengan menyebut amal
saleh masing-masing. Akhirnya pintu gua tersebut terbuka
kembali dan mereka keluar dengan selamat. (HR. al-Bukhari dan
20
Muslim) .
(Tiga): Tawassul Dengan Orang-Orang Yang Mulia (adz-
Dzawat al Fadlilah). Yaitu bertawassul dengan menyebut nama
seorang Nabi atau wali Allah dengan harapan agar dikabulkan
permohonan, atau diselamatkan dari mara bahaya oleh Allah
dengan sebab menyebut nama nabi dan wali tersebut. Seperti
20 Lihat pula an-Nawawi dalam Riyadl ash-Shalihin, h. 22-23