Page 82 - Flipbook Bu Ernawati Kearifan Lokal Mandar
P. 82

ini tak akan ada  yang ingin  kehilangan anaknya
                             tapi  ini  sudah  suratan  takdir  dengan  rela  saya
                             harus  menyerahkan  mu  kepada  yang  kehendak
                             hukum  anakku  kita  bisa  kehilangan  segala-
                             galanya  tapi  kita  tidak  bisa  kehilangan
                             kehormatan  dan  nama  baik  karena  itulah  yang
                             akan  abadi  dan  bisa  kita  wariskan  kepada
                             generasi berikutnya”.
            Ka'useng      :  “Tapi  buang  aku  tidak  ingin  meninggalkanmu
                             Tolong selamatkan saya”! (Ka'useng menangis).
            Puang         :  “Anakku  saya  telah  memperjuangkan  mu  tapi
            Gamma            hukum  di  atas  segala-galanya  kita  pun  tak  bisa
                             luput dari tuntutan hukum adat di daerah ini”.
            Puang         :   “Kalian  bersiaplah  untuk  melakukannya  dan
            Cazdia           engkau  anakku berbaringlah di  atas pangkuanku
                             sebagai pangkuan yang terakhir“!
                             (Dengan kesadaran hukum adat yang tinggi tiba-
                             tiba  tegar  hatinya  menerima  kenyataan  yang
                             dihadapinya dan bersiap untuk dihukum).
            Ka'useng      :  “Demi  Ibunda  yang  agung  sifatnya,  mulia
                             hatinya,  teguh  pendiriannya,  lembut  kasih
                             sayangnya,      rela     menampung       seluruh
                             penderitaannya,  teguh  keputusannya,  dan  adil
                             kebijaksanaannya  aku  rela  menebus  dosaku..!
                             (melangkah ke arah ayahnya sambil memeluknya
                             erat).
            Puang         :  “Anakku..  anakku..  anakku..!  (semakin  lemah
            Gamma            suaranya dan dan meneteskan air mata).
            Ka'useng      :  “Selamat tinggal Puang..”!

            Ka'useng  menuju  ke  pangkuan  ibunya  lalu  berbaring    Puang
            Cazdia memberi isyarat kepada warga untuk melakukan hukuman
            terhadap Ka'useng, warga saling memandang dan bergerak



                                Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar | 75
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87